Konflik Rusia vs Ukraina
Rusia Sebar 20 Ribu Tentara Bayaran, Putin Klaim Berhasil Taklukkan Mariupol
Rusia sudah mengerahkan hingga 20.000 tentara bayaran dari Suriah, Libya, dan di tempat lain dalam serangan barunya di wilayah Donbas Ukraina
MOSKWA - Rusia sudah mengerahkan hingga 20.000 tentara bayaran dari Suriah, Libya, dan di tempat lain dalam serangan barunya di wilayah Donbas Ukraina, yang dikirim ke pertempuran tanpa alat berat atau kendaraan lapis baja.
Namun, tak dirinci jumlah masing-masing dari Suriah, Libya dan pejuang lainnya yang direkrut oleh perusahaan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.
"Apa yang bisa saya katakan adalah bahwa kami memang melihat transfer dari daerah-daerah ini, Suriah dan Libya, ke wilayah Donbas Timur, dan orang-orang ini terutama digunakan untuk melawan pertahanan Ukraina," kata Pejabat Eropa sebagaimana dilansir Guardian pada Selasa (19/4/2022).
"Ini infanteri.
Mereka tidak memiliki alat berat atau kendaraan," timpal pejabat tersebut.
Mantan prajurit Suriah sudah ditawari gaji bulanan antara 600 dolar AS dan 3.000 dolar AS, tergantung pada peringkat dan pengalaman, untuk bertarung di Ukraina.
Wagner dilaporkan sudah memindahkan sebagian besar tentaranya yang telah bertarung di Libya ke Ukraina.
Bulan lalu, Ukraina Military Intelligence juga mengeklaim Rusia membuat kesepakatan dengan Panglima Perang Libya, Khalifa Haftar, yang didukung Moskwa, untuk mengirim pasukan Libya.
Baca juga: Rusia Ajukan Rancangan Dokumen Akhiri Konflik, Presiden Ukraina Belum Melihat Isi Proposal Kremlin
Baca juga: Rusia Rawat Pejuang Inggris yang Ditangkap di Ukraina
Tentara bayaran tersebut dilibatkan dalam upaya Rusia menguasai sebanyak mungkin wilayah Ukraina timur.
Pejabat pertahanan Barat melihat upaya itu dilakukan sebagai upaya cepat agar Vladimir Putin memiliki semacam kemenangan, yang dapat diumumkan pada pawai militer 9 Mei di Moskwa memperingati Perang Dunia Kedua.
Batal serang azovstal Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (21/4/2022) memerintahkan militer Rusia untuk membatalkan rencana menyerbu pabrik Azovstal di Kota Mariupol, Ukraina.
Sebagai gantinya, Putin memerintahkan agar pabrik yang menjadi basis pejuang Rusia tersebut terus dikepung secara tertutup.
Dilansir Reuters, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 2.000 pejuang Ukraina masih bersembunyi di pabrik besar tersebut.
“Aku menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu,” kata Putin kepada Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin.
“Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya,” sambung Putin.