Webinar Penguatan Islam
Webinar Penguatan Islam di Jalung Bener Meriah dan Kaitannya dengan Ulama Mekah
Habib Syarif dan Habib Muhammad Muhammad Jalung berasal dari Mekah. Habib Syarif mendirikan masjid Quba dan Masjid Ketol.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pusat Kajian Kebudayaan Gayo kembali menyelenggarakan Webinar seri #3, kali ini bertajuk "Sejarah Islam di Jalung, Rakal, Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah kaitannya dengan ulama asal Mekkah, Habib Syarif."
Webinar dilaksanakan, Sabtu (23/4/2022), jam 10.00-11.30 WIB, secara daring melalui Zoom Meeting, dengan link https://us02web.zoom.us/j/89960623968?pwd=RnVHa3M2aHFvdi9sbkJFbUl6eEJmQT09, Meeting ID: 899 6062 3968, Passcode: 238435.
Narasumber Webinar Irmansyah (Kadis Pariwisata Bener Meriah), Peneliti Masjid Quba Bebesen, Yusradi Usman al-Gayoni, T. Said Lidansyah (Keturunan Habib Syarif), dan Eddy Iwansyah Putra (Camat Pintu Rime Gayo), moderator: Dra. Yusrafiddin M.Pd (Direktur Universitas Terbuka Medan).
"Mudah-mudahan dapat kesesuaian data yang didapatkan melalui Webinar ini. Data-data ini bisa menjejaki sejarah dan perkembangan Islam di Gayo," sebut Yusradi, dari Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Jumat (22/4/2022).
Habib Muhammad Jalung adalah putra dari Habib Syarif, pendiri Masjid Quba Bebesen. Nama aslinya Habib Muhammad yang populer dengan Habib Muhammad Jalung (meninggal tahun 1887). Disebut Habib Muhammad Jalung karena berdomisi di Jalung, Bener Meriah. "Bagaimana kesosokkan Habib Muhammad Jalung dan perannya dalam menguatkan keislaman di Jalung, itu yang coba kita webinarkan," sebut Yusradi.
Habib Syarif dan Habib Muhammad Muhammad Jalung berasal dari Mekah. Habib Syarif mendirikan masjid Quba dan Masjid Ketol. Keduanya dimakamkan di Gayo.
Makam tokoh ini disarankan dirawat dengan baik dan dijadikan Cagar Budaya. "Pada akhirnya, bisa dijadikan wisata reliji dan wisata sejarah di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh. Tentu, dampaknya akan luas sekali nantinya terhadap masyarakat dan Kabupaten Bener Meriah khususnya, Gayo dan Aceh umumnya," tegas Yusradi.(*)
Baca juga: Pusat Kajian Kebudayaan Gayo Gelar Bincang Budaya, Bahas Seni Didong dalam Transjakarta