Konflik Rusia vs Ukraina
AS Ancam Sanksi Cina Jika Bantu Rusia, PM Inggris Akui Rusia Bisa Menang
Amerika Serikat (AS) mengancam menjatuhkan sanksi ke Cina jika negara tersebut berani memberikan dukungan material kepada Rusia
India mendukung seruan gencatan senjata dan solusi diplomatik.
Namun mereka abstain dalam pemungutan suara rancangan resolusi yang mengutuk aksi atau tindakan Rusia di Ukraina.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengakui kemungkinan Rusia menang perang di Ukraina dan pertempuran bisa berkobar hingga akhir 2023.
Johnson melontarkan pernyataan itu ketika ditanya mengenai perkiraan sejumlah intelijen yang menyatakan bahwa perang bisa bertahan sampai akhir tahun depan dan Rusia menang.
"Sedihnya, kemungkinan itu memang realistis," kata Johnson kepada reporter saat dimintai tanggapan terkait pernyataan intelijen Inggris itu pada Jumat (22/4/2022), seperti dikutip AFP.
Johnson mengakui bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, punya pasukan yang kuat.
Namun menurutnya, Putin melakukan blunder besar karena memerintahkan invasi di Ukraina.
"Opsi yang dia punya sekarang sebetulnya untuk terus melanjutkan pendekatan yang mengerikan," ucap Johnson.
Namun, Johnson memberi penghormatan atas perlawanan sengit pasukan Ukraina.
Ia juga berjanji bakal memberikan bantuan bagi militer Ukraina dan negara-negara di sekitarnya.
Menurut Johnson, negosiasi realistis untuk mengakhiri perang tak mungkin terjadi di waktu-waktu sekarang ini.
Dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky meminta jaminan keamanan dari sejumlah negara Barat.
Namun, Johnson mengatakan bahwa Ukraina dan Eropa masih membicarakan kesepakatan jaminan keamanan tersebut.
"Apa yang diinginkan Ukraina, dan saya kira sedang berlangsung sekarang, adalah penjamin keamanan kolektif dari negara-negara yang sehaluan, komitmen keamanan soal apa yang mereka lakukan untuk membantu mereka," ucap dia. (republika.co.id/cnnindonesia.com)
Baca juga: Pengungsi Ukraina Sebut Vladimir Putin Jadikan Negaranya Seperti Zombie, Warga Dibantai Tanpa Ampun
Baca juga: Panglima Perang Chechnya Ramzan Kadyrov, Siap Memburu dan Membunuh Presiden Ukraina