Ramadhan 2022
Ini 7 Kue Khas Aceh Cocok Disajikan untuk Takjil Buka Puasa, Bisa Jadi Ide Usaha dan Berbuka Puasa
Masih bingung mau buka puasa pakai apa? Nah, 7 kue khas Aceh yang lezat ini bisa jadi ide untuk menu pembuka saat berbuka puasa dan menjadi ide usaha.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Semua bahan dimasak didalam panci hingga mengental lalu sisihkan.
Isiannya diberi potongan buah nangka yang dimasak menjadi custard, lalu semua dibungkus oleh daun pisang.
Lezatnya kue tradisional ini sehingga sangat cocok untuk santapan takjil berbuka puasa.
3. Lepat
Lepat merupakan penganan yang terbuat dari tepung ketan yang dimasak bersama gula merah dengan isian unti (kelapa parut yang digoreng dengan gula merah) pada bagian dalamnya.
Teksturnya kenyal, manis dan legit. Ditambah lagi harumnya gula merah dan gurihnya kelapa membuat lepat menjadi penanganan yang cocok untuk teman minum kopi atau sajian saat perayaan.
4. Jadah Lemang

Kuliner ini berbahan dasar beras ketan dan santan kelapa yang bentuknya mirip seperti lontong.
Bila lontong memakai beras, maka jadah lemang berbahan dasar ketan, sehingga teksturnya lengket dan mengenyangkan.
Kuliner khas Aceh Singkil ini memiliki tekstur kenyal dan gurih, sehingga sangat cocok untuk dihidangkan bersama rendang, gulai ayam, dll.
Dengan ciri khas rasa yang berlemak, jadah lemang ini bisa disajikan untuk menu berbuka puasa.
Baca juga: Kumpulan 7 Resep Salad Buah Berbagai Kreasi, Cocok untuk Takjil Buka Puasa, Cita Rasa Segar & Manis
Baca juga: Kumpulan Resep Kolak untuk Takjil Buka Puasa, Lezat dan Mudah Dibuat, Ada dari Pisang hingga Ubi
Baca juga: 5 Resep Olahan Durian untuk Takjil Buka Puasa, Ada Kolak Durian Kolang-Kaling
5. Kembang Loyang
Kembang Loyang atau yang di daerah Betawi disebut dengan Kembang Goyang adalah kue yang berbentuk menyerupai bunga dengan tekstur yang renyah.
Kembang Loyang terbuat dari adonan tepung beras dan santan yang dicetak menggunakan cetakan khusus, lalu digoreng pada minyak panas hingga adonan terlepas.
Kembang Loyang biasa menjadi sajian pada hari raya, oleh karena itu kue ini memiliki filosofi sebagaimana umat muslim yang sebelumnya lemah (seperti adonan yang cair), setelah melewati Ramadhan akan menjadi sosok yang kuat (menjadi padat dan keras karena proses penggorengan).