Opini
Menyingkap Makna Idul Fitri
Fenomena akan tiba hari raya ini dapat diamati dari geliat aktifitas masyarakat, ketika jamaah tarawih makin berkurang dan jamaah tempat pembelajaan

Dan dosa adalah sesuatu yang terasa mengganjal dalam hati dan terasa bimbang di dada”.(HR.Ahmad).
Namun kecenderungan fitrah Ilahiyah ini dalam perjalanan kehidupan ini kemudian tergerus karena dunia dan nafsu syaithani.
Dengan demikian makna Idul Firi ini bermakna perayaan keagamaan sebagai simbol kembalinya manusia pada status kesuciannya sebagaimana manusia yang bersih, fitrah sebagaimana ia baru dilahirkan oleh bundanya.
Menyadarkan kembali bahwa manusia ini diciptakan dari saripati tanah yang suci yang kemudian ditiupkan ruh Ilahiyyah yang haq.
Kemudian dalam perjalanannya manusia bersetuhan dengan ragam nista duniawi dan materialisme membuat kesuciannya ternodai.
Kini setelah Ramadhan berlalu sejatinya semua nista, noda dan dosa sehingga kembalilah manusia pada kesucian awalnya.
Kemenangan bersama Salah satu ucapan yang sangat popular disaat kita menyambut Idul Fitri adalah minal ‘aidin wal faizin.
Ucapan ini adalah gabungan kata ‘Aidin adalah bentuk pelaku dari ‘Id, dan kata al-faizin adalah jamak dari faiz yang berarti orang yang beruntung.
Dalam bahasa Arab kata faiz terambil dari kata fauz yang berarti keberuntungan.
Dalam al-Quran kata fauz ini dalam berbagai bentuknya disebutkan sebanyak 29 kali.
Al-Quran selalu menunjukkan makna keberuntungan ini sebagai sebuah capaian kolektif bukan capaian individual, oleh karenanya sering diungkapkan dalam bentuk jamak seperti (al-faizin atau al-faizun).
Hal ini sebuah gambaran bahwa Islam menekankan kesalehan sosial bukan kesalehan individual.
Dengan demikian pesan kolektifitas dalam ajaran Islam agar sama-sama mengapai keberuntungan dan keampunan Ilahi.
Idul Fitri adalah hari kemenanang dan keberuntungan bersama, karenanya juga harus dirayakan dengan rasa suka cita dan bahagia bersama.
Kebersamaan dan kekeluargaan inilah yang harus di kedepankan dalam berhari raya.