Kupi Beungoh

Memburu Lailatul Qadar di Istanbul

Di malam 23 Ramadan ratusan jamaah memenuhi saf berkarpet merah, mengikuti salat tarawih dengan kusyuk diimami tiga imam berusia paruh baya dengan fas

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/CEKLIM
Suasana shalat tarawih di sebuah masjid di Turki. 

Di depannya digunakan jamaah untuk tempat tidur dan istirahat.

Inilah salah satu keunikan masjid ini jerejak besi jendela tidak tampak tapi tertutup menyisakan ruang kosong 1x1,5 meter.

Satu jam menjelang buka puasa jamaah berkumpul keliling di tengah ruang utama di bawah lampu yang dinaungi kubah.

Ada Qari yang tilawah, dilanjutkan ceramah dan berdoa menjelang buka.

Doa yang sangat menyentuh bergantian tiga orang melafazkan doa dengan bahasa Arab fasih.

Panitia membagikan, kurma, air mineral dan roti untuk bukaan.

Doa tetap terlantunkan hingga azan terdengar.

Setelah berbuka dengan menu sederhana, dan salat jamaah magrib selesai ditegakkan.

Para jamaah menuju keantrian, mendapatkan menu berbuka berupa nasi.

Istirahat sejenak, setengah jam menjelang isya, imam yang memakai baju dinas jubah putih atau hitam dengan kopiah putih bulat naik ke podium yang disebut kursu, memberikan ceramah hingga azan isya.

Ternyata kebiasaan di Istanbul ceramah tarawih berlangsung sebelum isya.

Menjadi pemandangan biasa salat magrib berjamaah tidak berlangsung, masyarakat salat di rumah.

Iktikaf juga diikuti oleh para muslimah sekitar seratus jamaah di bagian belakang di tempat tertutup mengikuti agenda yang berlangsung.

Khusus muslimah untuk salat tarawih hanya di beberapa masjid besar.

Umumnya kaum perempuan tidak melaksanakan salat tarawih di masjid.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved