Kupi Beungoh

Pemuda dan Eksistensi Bangsa

Dengan lemahnya pemuda, menjadi indikasi bahwa negri ini dalam keadaan lemah, pemuda adalah salah satu penopang bangsa.

Editor: Amirullah
ist
Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh. 

Oleh: Ainal Mardhiah

" Kwalitas pemuda hari ini, menentukan masa depan bangsa ini di masa mendatang."

Kita sering mendengar ucapan tersebut sebuah harapan yang di letakkan di pundak para pemuda, bahwa pemuda adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa.

Untuk itu, tentunya perlu pemuda yang cerdas spritual (berpegang teguh dengan aturan agama), cerdas secara intelektual (memiliki ilmu tertentu yang menjadi bidang keahliannya, punya skiil), atau cerdas emosional juga cerdas sosial ( luas wawasan dan pandai bergaul), dan kuat secara ekonomi.

Realita kita saksikan bersama, banyak pemuda menjadi pengangguran meski sudah sekolah tinggi-tinģgi, meski sekolah tinggi diluar negri, yang sudah bekerja sebagian harus di PHK karena berbagai alasan.

Kondisi ini membuat para pemuda lemah secara ekonomi.

Dengan lemahnya pemuda, menjadi indikasi bahwa negri ini dalam keadaan lemah, pemuda adalah salah satu penopang bangsa.

Baca juga: Viral Video Mesra Arya Saloka dan Amanda Manopo, Begini Reaksi Putri Anne

Mereka tidak mampu menopang bangsa, mereka tidak sanggup memikirkan bagaimana melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa, karena sibuk memikirkan bagaimana mencukupi kebutuhan sehari-hari yang sangat sulit, sibuk memikirkan bagaimana mendapatkan pekerjaan dan materi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pekerjaan sulit, harga barang atau kebutuhan hidup serba mahal, dan sulit di dapatkan.

Kondisi ini tentu akan membuat para pemuda itu menjadi stres, sehingga ada yang memilih jalan pintas, seperti mencuri, merampok, minum-minum untuk menghilangkan stres, dan lainnya.

Tentunya ini akan mengganggu keadaan rumah tangga, akan terjadi perceraian, akan terjadi pemerkosaan, lahirnya anak-anak bermasalah.

Jika anak-anak bermasalah, rumah tangga bermasalah, pemuda lemah, stres, maka semakin lemah negri ini tidak ada yang menopang lagi.

Jika dalam kondisi seperti ini, pekerjaan sulit, pengangguran banyak, kebutuhan hidup serba mahal, bahkan ada kebutuhan yang sulit di dapatkan, semua harus impor dari luar negri, SDM dalam negri tidak di berdaya atau tidak di berdayakan, bagaimana negeri ini menjadi kokoh, berapa lama negri ini bisa bertahan.

Baca juga: Pemimpin tertinggi Taliban Minta Pengakuan Internasional Kelompoknya di Afghanistan

Tentunya cita-cita bangsa ini tetap merdeka sulit terwujud, tidak ada yang memikirkan dan tidak ada yang meneruskan karenanya.

Negeri ini akan dijajah oleh orang asing dalam berbagai sisi kehidupan seperti yang kita saksikan bersama saat ini, semua hal tergantung pada negri lain, ini sebuah indikasi negri ini sedang lemah, sedang di jajah, di jajah dalam makna halus yaitu dikuasai.

Tanpa orang asing kita tidak bisa berbuat apa-apa, tanpa orang asing kita tidak bisa mencukupi kebutuhan diri.

Meski negeri ini memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai, namun semua harus di impor sampai barang-barang yang mestinya bisa di produksi dinegri sendiri seperti bahan pertanian dan lainnya.

Sementara sebagian pemuda lainnya sibuk dengan gedged, sibuk dengan game, nongkrong di kafe dan warkop siang malam yang tidak membawa nilai positif.

Demikian gentingnya keadaan negeri ini, sangat penting kerja sama orang tua, keluarga, sekolah, lingkungan dan pemerintah dalam hal menjaga generasi muda agar dapat mewarisi negeri tercinta ini.

Baca juga: Tentara Ukraina di Kharkiv Khawatir Ditikam dari Belakang, Pendukung Moskow Masih Banyak

Pertama, Keluarga

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak.

Dalam keluarga anak harus mendapatkan dasar-dasar pendidikan akidah, fiqh, dan mu'amalah yang kuat, malalui keteladanan, pembiasaan, pengajaran dan pengawasan terus menerus dari kedua orang tuanya (ayah dan ibu) sampai ia dewasa dan menikah.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...” (QS. At-Tahrim: 6).

Dalam keluarga anak harus mendapatkan perhatian, kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya. Agar ketika dewasa, ia dapat menyayangi orang tuanya, juga menyayangi orang lain, agar jiwanya sehat.

Jika perhatian dan kasih sayang tidak ia dapatkan, anak-anak akan mengalami masalah kejiwaan dan menjadi penyebab bagi berbagai penyakit sosial di masyarakat.

Tugas orang tuanya menjadikan anak sebagai pribadi yang ta'at, kuat secara keimanan, kuat secara kejiwaan dan kuat secara fisik.

Kedua, Sekolah

Karena orang tua memiliki banyak keterbatasan, maka orang tua harus memberikan anaknya sekolah yang dapat menjaga fitrah anak (fitrah untuk ta'at kepada Allah SWT) agar anak cerdas spritual.

Memberikan sekolah yang mampu mendidik anak cerdas intelektual untuk dapat menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan zaman dan dapat mencari materi.

Mendidik anak cerdas emosional dan cerdas sosial agar anak mudah dan pandai berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003 berikut ini:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ketiga, Masyarakat

Setiap anak tidak bisa lepas dengan masyarakat, baik dalam berteman, dalam beraktivitas. Lingkungan masyarakat yang baik akan mendukung anak menjadi baik, lingkungan masyarakat yang buruk akan membuat kepribadian anak juga buruk.

Keimanan anak, baik buruknya kepribadian seorang anak, tidak dapat di wariskan dari orang tua yang bertaqwa, melainkan dipengaruhi oleh lingkungan keluarga (pembiasaan, keteladanan, pengajaran) juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.

Keempat, Pemerintah

Sangat penting juga kerjasama dengan pemerintah dalam hal membuat undang-undang atau peraturan yang membatasi siaran-siaran, kegiatan yang bernilai negatif atau sebaliknya undang-undang yang mendukung kegiatan positif.

Sangat penting kerja sama dengan pemerintah dalam hal pengadaan lowongan kerja, pengadaan pabrik pabrik yang bisa memproduksi barang-barang kebutuhan sehari hari sehingga tidak perlu diekspor lagi.

Selain untuk membantu membuka lowongan kerja, mengurangi pengangguran, mengurangi ketergantungan dengan orang asing membiasakan hidup dengan moto " dari kita untuk kita", menghidupkan ekonomi rakyat tentunya.

Sangat penting kerja sama dengan pemerintah dalam hal pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan lowongan kerja yang tersedia dan yang disediakan oleh pemerintah karena keterbatasan individu dalam hal membangunkan lembaga atau perusahaan tertentu perlu ikut terlibatnya pemerintah dalam hal yang tidak bisa dikerjakan secara individu.

Sangat penting kerja sama dengan pemerintah dalam hal pengawasan agar tepat sasaran dalam pelaksanaannya.

Dengan demikian melalui lingkungan keluarga dan sekolah, para pemuda terdidik kecerdasan spritual (ta'at beragama dan Berakhlak baik), cerdas intelektual dan berwawasan yang luas.

Melalui lingkungan masyarakat pemuda terdidik kecerdasan emosional dan cerdas sosial ( pandai berinteraksi dan bergaul).

Melalui pemerintah, pemuda mendapatkan penguatan secara materi dan ekonomi, perlindungan dari hal-hal negatif efek perkembangan zaman dengan adanya undang-undang perlindungan dan pengawasan.

Sehingga lahirlah pemuda yang kuat secara fisik, sehat jiwanya, kuat secara ekonomi, optimis dalam mengisi dan melanjutkan cita-cita perjuangan kemerdekaan negri tercinta ini.

Semoga bermanfaat

*) PENULIS Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

 

Baca juga: Cut Meyriska Masih Butuh Banyak Istirahat Pasca Melahirkan Secara Sesar, Ini Roger Danuarta

Baca juga: Wali Kota Bucha Tuduh Pengkhianat Bantu Pasukan Rusia Tembak Mati Ratusan Warga Sipil

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved