Breaking News

Bagaimana Ulama Asal Hadramaut Yaman Habib Abdillah Tiba di Gayo? Ini Kisahnya Hingga Bangun Masjid

Cerita keterkaitan Habib Abdillah dengan keberadaan Masjid Asir-Asir juga disampaikan Reje Asir-Asir Ampera.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
T Said Lidansyah, turunan kelima Habib Syarif tinggal di Aceh Tengah 

Cerita keterkaitan Habib Abdillah dengan keberadaan Masjid Asir-Asir juga disampaikan Reje Asir-Asir Ampera.

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ulama asal Hadramaut Yaman, Habib Abdillah bin Isa Alhabsyi ternyata sosok yang berperan penting dalam pembangunan awal Masjid Asir-Asir Takengon, Aceh Tengah.

Kesaksian ini disampaikan antara lain oleh Awan Uwet, penduduk Asir-Asir yang berusia lebih 100 tahun, dalam Webinar "Sejarah Masjid Asir-Asir dan Kaitannya dengan Habib Abdillah bin Isa Alhabsyi" Jumat (29/4/2022).

Cerita keterkaitan Habib Abdillah dengan keberadaan Masjid Asir-Asir juga disampaikan Reje Asir-Asir Ampera.

Ia mengaku mendengar cerita itu dari "Gecik Tue" Asir-Asir, Aman Syur.

Awan Uwet dalam rekaman video hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah, Irmansyah, mengakui bahwa  ada seorang Arab yang dipanggil Habib Besi yang memelopori pembangunan Masjid Asir-Asir.

“Orangnya tinggi besar, agak hitam sedikit,” kata Awan Uwet saat menceritakan sosok Arab yang dipanggil Habib Besi ini.

Masjid Asir-Asir merupakan salah satu masjid tertua di Aceh Tengah, setelah Masjid Kebayakan.

Lantas bagaimana Habib Abdillah, sosok Arab dari Hadramaut Yaman itu bisa tiba di Gayo?

T Said Lidansyah, turunan kelima keluarga Habib Syarif, ulama asal Mekkah Saudi Arabia, yang juga kerabat Habib Abdillah, dalam Webinar itu menuturkan, bahwa, Habib Abdillah datang ke Gayo belakangan.

Ia berasal dari Hadramaut, Yaman. 

Sebelum ke Gayo, Habib Abdillah sudah lebih dahulu melakukan perjalanan sampai ke Penang, Batam dan kemudian Medan 

"Ia meninggalkan Yaman akibat situasi konflik di negara tersebut," kata Said Lidansyah.

Habib Abdillah berlayar sampai ke Pineng atau Penang, Malaysia. Kemudian singgah lagi ke Batam dan kemudian ke Sumatera  Utara.

Dalam pelayaran ini, lanjut Said  Lidansyah, Habib Abdillah bertemu dengan seorang turunan Arab lainnya bernama Syekh Ali, yang juga turunannya hingga sekarang ada di Belang Kolak 1 Takengon.

"Habib Abdillah tiba di Gayo setelah bertemu dengan Syekh Ali tadi," kata Said Lidansyah.

Ia tiba di Gayo jauh sebelum Belanda menjajah Gayo pada 1904.

Di Gayo, Habib Abdillah kemudian menikah dengan putri bungsu dari Habib Muhammad Jalung, bernama Syarifah Khadijah.

Habib Muhammad Jalung adalah anak dari Habib Syarif yang datang ke Gayo bersama-sama dengan Habib Yusuf, juga anak dari Habib Syarif, serta seorang lagi penghafal Alquran, Syekh Mahmud.

Habib Syarif, Habib Muhammad Jalung, dan Habib Yusuf serta Syekh Mahmud adalah ulama yang berasal dari Mekkah, Arab Saudi.

Ketika datang ke Gayo, mereka ikut didampingi istri masing-masing. Mereka ini rombongan lebih dahulu tiba di Gayo.

Habib Abdillah bin Isa Alhabsyi yang datang belakangan, kemudian  menikah dengan Syarifah, putri bungsu dari Habib Muhammad Jalung.

“Setelah menikah pasangan Habib Abdillah dan Syarifah Khadijah  pindah dari Bebesen ke  daerah yang sekarang dikenal dengan Kamar Potong  Kampung Baru, berada di tepi Sungai Pesangan.

Nah di seberangnya adalah Kampung Asir-Asir, dan kemudian berinisiatif membangun rumah ibadah di Asir-Asir, letaknya persis di lokasi Masjid Asir-Asir sekarang ini,” kata Said Lidansyah.

Saat dibangun awal, bukan langsung jadi sebuah masjid, melainkan mirip bangunan mersah dengan atap daun “serule” dan dinding kayu.

“Tapi sudah dilakukan sebagai tempat shalat berjamaah,” kata Said Lidansyah.

Di lokasi masjid itu, Habib Abdillah, juga membangun sebuah sumur, yang saat ini letak sumur berada dalam bangunan masjid.

“Banyak para peziarah datang ke masjid Asir-Asir mengambil air dari sumur itu. Para peziarah  juga ada datang dari Malaysia,” katanya.

Di era kolonialis Belanda datang ke Gayo pada1904, Habib Abdillah, pernah diangkat sebagai kadhi, menurut Said Lidansyah, Habib Abdillah adalah kadhi pertama di daerah itu.

Habib Abdillah bin Isa Alhabsyi belakangan juga mempunyai toko di Jalan Sudirman Takengon, sekarang dikenal Toko Apolo.

“Kedai itu menjual kain,” cerita Said Lidansyah.

Pasangan Habib Abdillah dan Syarifah Khadijah memiliki sejumlah turunan. '

Ada yang menetap di Aceh Tengah, tapi ada juga yang pulang ke Arab, dan sebagian lagi ada di Medan, Jakarta dan pesisir Aceh.

Habib Abdillah sendiri  setelah Syarifah Khadijah meninggal dunia, pindah ke Aceh Utara dan menikah di sana.

Ia  meninggal di Aceh Utara dan dimakamkan di Mon Geudong.

Jadi kedatangan Habib Abdillah berbeda dengan motif kedatangan Habib Syarif, Habib Muhammad Jalung, Habib Yusuf dan Syekh Mahmud. Juga berbeda asal daerah.

Habib Syarif berasal dari Mekkah dan Habib Abdillah dari Yaman. Meski meteka sama-sama orang Arab. (*)
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved