Idul Fitri 1443 H

Tiga Hikmah Puasa Ramadhan, Upaya Meningkatkan Akhlak Karimah dan Keimanan kepada Allah SWT

Puasa dalam bulan Ramadhan adalah salah satu upaya meningkatkan akhlak karimah dan keimanan kepada Allah SWT.

Editor: Syamsul Azman
FOR SERAMBINEWS.COM
Puasa Ramadhan adalah Upaya Meningkatkan Akhlak Karimah dan Keimanan kepada Allah SWT 

SERAMBINEWS.COM - Puasa dalam bulan Ramadhan adalah salah satu upaya meningkatkan akhlak karimah dan keimanan kepada Allah SWT.

Mengenai puasa Ramadhan sebagai upaya meningkatkan keimanan disampaikan oleh Prof Dr Misri A Muchsin, MAg, sekaligus Ketua LP Maarif PWNU Provinsi Aceh.

Mengenai kajian ini disampaikan Guru Besar UIN Ar-Raniry ini di Masjid Baitul 'Allam, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Senin (2/5/2022) ketika mengisi khutbah Idul Fitri.

Berikut ini, berupa hikmah bulan suci Ramadhan, dirincikan oleh mantan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

Baca juga: Al Naslaa, Batu Misterius yang Terbelah Sempurna di Arab Saudi


Hikmah Pertama

Adalah dapat mensucikan jiwa dari dosa atau yang disebut dengan tazkiyatunnafs.

Pembersihan jiwa tidak semudah membersihkan badan dari kotoran (najis) yang cukup dengan mandi dan menyingkirkannya, tetapi pembersihan jiwa lebih rumit dan sulit.

Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan jiwa-ruhani dimaksudkan, tidak semudah pemenuhan kebutuhan jasmani, yang terpenuhi dengan seseorang makan dan minum.

Pemenuhan kebutuhan jiwa salah satu di antaranya adalah dengan puasa, yang akan mengerem/menahan kebutuhan jasmani.

Hal ini di mana orang yang berpuasa selain menjaga dirinya untuk tidak makan dan minum, juga dituntut untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya, sehingga terhapus segala dosanya dan menjadi muttaqin.

Puasa juga melatih diri untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah dalam keadaan lapar, sehingga ruhani kita lebih aktif dan jasmani sebaliknya terkekang. Bersikap jujur, menjaga dari ucapan yang kotor dan keji, menjauhi sifat-sifat dengki, khianat dan hasad serta angkuh (arogan) dan sombong, yang diutamakan untuk menekannya dalam bulan ramadhan, dan semuanya hal-hal di atas berpantul pada penyucian dan pengisian kebutuhan jiwa.

Yang jelas, Sebagai kebutuhan jiwa-ruhani, puasa dapat mengaktifkan ruhani seseorang, yang pada 11 bulan lain tidak berpuasa, lebih mementingkan kebutuhan jasmani dengan makan-minum yang kadang berlebihan, sehingga jadilah manusia sehat jasmaninya dan malah kadang gemuk-gemuk, padahal ruhaninya menjerit karena tidak dipenuhi kebutuhannya.

Faktor inilah seseorang sering keluh-kesah dan gelisah dalam menghadapi hidupnya, dan kadang keluh kesah itu sampai jelang ajalnya tiba semakin bertambah.

Oleh karenannya puasa harus diakui sebagai kebutuhan diri-jiwa dan makanya perlu disambung estafetnya dengan puasa-puasa lain untuk siklus antar ramadhan.

Misalnya kita menggalakkan dengan puasa enam, puasa senin-Kamis, puasa pada nisfu Sya’ban.

Baca juga: Kisah Korban Kebakaran Pasar Gembrong yang Merayakan Lebaran di Kolong Tol

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved