Ritme Sirkadian
Kisah Michel Siffre yang Mengisolasi Diri di Gua untuk Meneliti Ritme Sirkadian
Siffre mempelajari efek isolasi ekstrem pada jiwa manusia, dan dia muncul sebagai pelopor kronobiologi manusia.
"Ini segera membuatnya tidak sinkron dengan hari permukaan, dan pengalaman—tentang seekor hewan yang terjebak sendirian dengan gagasan hidupnya—membuatnya gelisah," kata Alan Burdick, penulis Why Time Flies: A Mostly Scientific Investigation di New York Post.
"Dia keluar dengan tujuan mempelajari efek isolasi ekstrem pada jiwa manusia; dia muncul sebagai pelopor kronobiologi manusia tanpa disadari dan, dia kemudian mengingatnya, sebagai 'boneka yang setengah gila dan terputus-putus'."
1972, Siffre mengisolasi dirinya untuk mengulang eksperimen di sebuah gua di Texas. Dia berencana untuk tinggal enam bulan bersama persediaannya, termasuk kendi berisi hampir tiga ribu liter air.
Lima minggu pertama, dia hidup dalam ritme sirkadian 26 jam. Hari ke-37, dia anggap sebagai hari ke-30. Dia mengalami jeda aneh dari rutinitas dan perubahan pola, menjalani hari yang terlalu panjang, lalu tidur selama 15 jam. Setelah itu harinya tidak pasti dengan liar, dari 26 jam berubah terkadang 40 atau 50 jam.
Pada hari ke-77, tangannya "kehilangan ketangkasan untuk merangkai manik-manik," dan pikirannya "hampir tidak bisa merangkai pikiran [bersamaan]". Dua hari kemudian, dia menelepon rekan-rekannya dan meminta kembali, padahal belum puncak eksperimen. Siffre bahkan memikirkan untuk bunuh diri, tetapi tidak dilakukannya karena akan mewariskan hutang kepada orang tuanya.
Singkatnya, eksperimen berakhir pada 10 Agustus. Teman-temannya datang ke dalam dan memberikannya tes. Pengelihatannya melemah dan juling permanen.
Penghujung abad ke-20 tiba. 30 November 1999, Siffre melakukan eksperimen ketiga kalinya di Prancis untuk terakhir kalinya. Usianya kini 60 tahun, dan ingin mengetahui bagaimana usia memengaruhi siklus sirkadian.
Siffre menyambut milenium baru 900 meter di bawah tanah bersama sampanye dan foie gras. Tetapi, dunia di luar sana tidak memberitahukan yang sebenarnya bahwa hari itu sudah 4 Januari 2000. Dia keluar pada 14 Februari—76 hari setelahnya, tetapi dia meyakini hari itu adalah 5 Februari.(NationalGeographic)
Baca juga: Indonesia Hadapi Ancaman Kepunahan Burung Tertinggi di Dunia