Berita Luar Negeri

Taktik Perang Putin Berhasil, Minyak dan Gas Rusia Bikin Uni Eropa Diambang Perpecahan

Karena sanksi untuk membeli minyak dari Rusia bisa mengerek negara di benua biru krisis energi hingga resesi

Editor: Muhammad Hadi
AFP/Genya SAVILOV
Foto yang diambil dari udara memperlihatkan area pemukiman hancur lebur seusai digempur pasukan Rusia di Kota Irpin, baratlaut Kiev, Ukraina, Minggu (24/4/2022). 

Menteri iklim dan energi Austria Leonore Gewessler mengatakan Wina akan menyetujui sanksi minyak jika negara lain melakukannya.

Namun asal tahu saja, negara-negara Uni Eropa memang telah membayar lebih dari 46 miliar euro ($ 47,43 miliar) ke Rusia untuk gas dan minyak sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut organisasi penelitian Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Menteri energi Uni Eropa juga akan berusaha pada hari Senin untuk membentuk tanggapan bersama terhadap permintaan Rusia agar negara-negara secara efektif membayar gas dalam rubel.

Baca juga: Senyum Adalah Ibadah, Ini Alasannya Menurut Sains

Hal ini setelah Rusia memotong pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia pekan lalu karena meminta keduanya membayar dalam mata uang Rubel.

Bulgaria dan Polandia telah merencanakan untuk berhenti menggunakan gas Rusia tahun ini dan mengatakan mereka dapat mengatasi pemutusan.

Tetapi langkah itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara Uni Eropa lainnya bisa menjadi yang berikutnya.

"Permintaan Rusia atas pembayaran dalam rubel adalah upaya nyata untuk memecah Uni Eropa.

Jadi kita harus menanggapi dalam persatuan dan solidaritas," kata komisaris energi UE Kadri Simson saat tiba di pertemuan itu.

Ia seraya menambahkan bahwa para menteri akan membahas rencana darurat untuk pasokan gas.

Baca juga: Ini Respon AS Terhadap Ancaman Rusia Gunakan Senjata Nuklir

Namun analis sendiri menyebutkan memang jika benar negara Eropa menghentikan minyak dari Rusia maka bisa ada ancaman resesi.

Negara-negara termasuk Jerman ke dalam resesi dan memerlukan tindakan darurat seperti penutupan pabrik untuk mengatasinya, menurut para analis.

Dengan banyak perusahaan Eropa menghadapi tenggat waktu pembayaran gas akhir bulan ini.

Negara-negara Uni Eropa berusaha untuk mengklarifikasi apakah perusahaan dapat terus membeli bahan bakar tanpa melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

Sebelumnya Rusia mengatakan pembeli gas asing harus menyetor euro atau dolar ke rekening di bank swasta Rusia Gazprombank, yang akan mengubahnya menjadi rubel.

Komisi bulan lalu mengatakan kepada negara-negara bahwa mematuhi skema Rusia dapat melanggar sanksi UE.

Sumber: Kontan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved