Berita Banda Aceh

Kisah Muzarifah, Penyandang Tunanetra Jadi ASN P3K Setelah 8 Tahun Mengabdi

Muzarifah berharap, mereka dari kalangan berkebutuhan khusus bisa mendapatkan kesempatan yang sama, baik dalam hal pendidikan maupun peluang kerja

Editor: bakri
FOTO BIRO ADPIM SETDA ACEH
Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes, menyerahkan SK dan SPK kepada Muzarifah, salah seorang guru tunanetra di Anjong Mon Mata, Kompleks Pendopo Gubernur Aceh, Senin (16/5/2022). 

Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengabdi sebagai ASN.

Muzarifah berharap, mereka dari kalangan berkebutuhan khusus bisa mendapatkan kesempatan yang sama, baik dalam hal pendidikan maupun peluang kerja

PERJUANGAN dan pengabdian Muzarifah tak sia-sia.

Setelah mengabdi selama 8 tahun sebagai guru untuk pelajar tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Banda Aceh, perempuan kelahiran 1996 itu akhirnya mendapatkan kepastian dan ia diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) pada lingkup Pemerintahan Aceh.

„Alhamdulillah, sangat senang bisa menjadi ASN P3K,“ kata Muzarifah seusai menerima Surat Keputusan (SK) P3K dari Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes, di Anjong Mon Mata, Kompleks Pendopo Gubernur Aceh, Senin (16/5/2022).

„Mendapatkan kesempatan seperti ini bukan hal mudah, apalagi bagi saya yang penuh keterbatasan.

Banyak perjuangan yang harus dilewati,“ timpal Muzarifah, alumnus pendidikan luar biasa di Universitas Islam Nusantara, Bandung, Jawa Barat.

Muzarifah adalah salah seorang guru SLB/SMK/ SMA dari 2.318 tenaga pengajar di seluruh Aceh, yang menerima SK menjadi ASN P3K.

Baca juga: Donor Darah ASN Pemerintah Aceh Dimulai Lagi, Diawali Sekda Taqwallah di UTD PMI Banda Aceh

Baca juga: Kisah Layangan Putus Versi ASN, Polwan Diselingkuhi Suami dengan Wanita PNS, Mengaku Masih Perjaka

Muzarifah merupakan guru berkebutuhan khsusus dengan kondisi cacat mata atau tunanetra.

Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengabdi sebagai ASN.

Muzarifah berharap, mereka dari kalangan berkebutuhan khusus bisa mendapatkan kesempatan yang sama, baik dalam hal pendidikan maupun peluang kerja.

Senada dengan Muzarifah, ada Nurlaina, salah seorang guru yang juga mengajar murid berkebutuhan khusus di SDLB Kota Jantho, Aceh Besar.

Seharihari, perempuan kelahiran Bireuen,13 Agustus 1970, itu pergi mengajar dengan angkutan umum dari Lubok, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Sudah 14 tahun, ia mengabdi sebagai guru kontrak nongrid.

„Dari pertama mengabdi saya melakukannya dengan ikhlas,“ kata Nurlaina.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved