Mihrab

Abuya Muda Waly Bapak Pendidikan Aceh, Anti Pemberontak dan Menyelamatkan Tahta Soekarno

Bernama lengkap Muhammad Waly bin Muhammad Salim bin Malin Palito, lahir pada tahun 1917 di Blang Poroh, Labuhan Haji, Aceh Selatan

Editor: bakri
IST
Abuya Muda Waly atau Syekh Haji Teungku Muhammad Waly al-Khalidy 

Abuya Syeikh Muda Waly menyatakan Soekarno sah menjadi presiden "Dharurat", alasannya karena ia mempunyai "Syaukah" (kekuasaan yang kuat).

Kekuasaannya itu adalah sebagai panglima tertinggi membawahi polisi dan Tentara Nasional Indonesia.

Intinya, Abuya dan Abu Krueng Kalee menilai pemerintah RI dan presiden Soekarno sah untuk disebut sebagai pemerintah (Ulil Amri) menurut Islam, walaupun secara Dharuri Bi Asy-Syaukah.

Namun hal itu disanggah kembali oleh Sulthanul Ulama, seorang ulama kharismatik dari tanah Jawa.

Lalu Abuya membaca dalil dari matan Tuhfah yang mengakui keabsahan Ulil Amri Dharuri Bisy-Syaukah.

Alasan ini disanggah kembali oleh Sulthanul Ulama.

Akhirnya Abuya dari duduk langsung bangun, dan berkata dengan meminjam kalimat yang pernah diucapkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab: “Tafaqqahu qabla an tasuudu...!" "Tafaqqahu qabla an tasuudu...!" "Tafaqqahu qabla an tasuudu...!" (pelajarilah fiqh sebelum kamu diangkat menjadi pemimpin).

“Kata-kata itu diulang hingga tiga kali,” kata Tgk Umar Lalu, lanjutnya, Abuya meminta persetujuan Abu Krueng Kalee atas ucapannya itu.

Pertemuan itu akhirnya menyimpulkan kesepakatan Ulama sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Ulama Aceh.

“Pertama, kemerdekaan RI adalah sah.

Kedua, Presiden RI Soekarno adalah presiden sah dalam posisi Ulil Amri Dharuri Bisy-Syaukah,” pungkas Tgk Umar.(ar)

Baca juga: Abuya Mawardi Waly Resmikan Pembangunan Pesantren Rumoeh Tahfidz Berkah Cahaya Quran

Baca juga: Abuya Syeikh Amran Waly Al-Khalidi Isi Kuliah Umum di UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved