Di Balik Kesuksesan Film KKN di Desa Penari, Ternyata Pemeran Hantu Hanya Dibayar Rp 75 Ribu
Di balik kesuksesan film itu, ternyata juga ada kisah pilu yang dirasakan pemainnya. Kisah pilu tersebut dirasakan oleh Subardo
Jika ada satu orang yang tidak sengaja mengedipkan mata atau melakukan gerakan lain yang tak sesuai yang diinginkan, maka siap-siap saja akan mengulang adegan tersebut.
Usut punya usut, alasan Subardo dan warga lain dilibatkan syuting tersebut, karena syuting tersebut memakan waktu lebih dari satu hari.
Lantas mereka pun diberi upah sebesar Rp 75 ribu.
"Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama.
Kami dibayar Rp 75 ribu sekali pengambilan gambar," bebernya.
Di samping alasan pengambilan gambar dan upah, pria tersebut juga menceritakan kejadian mistis berupa kesurupan.
Kejadian itu rupanya dialami oleh seorang kru saat hendak syuting di rumah Ngadiyo, rumah utama dalam film tersebut.
"Saya sendiri yang menunggui kru di rumah sakit.
Kru itu harus dilarikan ke rumah sakit karena alami gangguan pernafasan," tandasnya.
Nasib rumah lokasi syuting KKN di Desa Penari, sang pemilik pilih pindah rumah karena ketakutan
Film KKN di Desa Penari berhasil membius para pencinta film horor.
Film KKN di Desa Penari diadaptasi dari salah satu cerita horror yang telah viral di tahun 2019 melalui Twitter.
Setelah sempat ditunda penayanganya karena pandemi Covid-19, film KKN di Desa Penari sendiri akhirnya tayang sejak 30 April 2022 lalu.
Sejak hari pertama penayangan, film garapan sutradara Awi Suryadi itu sudah mulai diserbu penonton.
Film yang tengah hype usai banjir jutaan penonton.