Breaking News

Berita Aceh Utara

Ternak Terindikasi PMK Terus Bertambah

Dalam lima hari terakhir, jumlah ternak di Aceh Utara yang terindikasi mengalami Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mencapai 200 ekor lebih

Editor: bakri
Foto Dok Disbunnak dan Keswan Aceh Utara
Petugas Balai Veteriner (BVet) Medan Kementerian Pertanian RI pada Minggu (15/5/2022) mengambil sampel cairan di mulut dan sampel darah pada sapi di Aceh Utara terindikasi PMK. 

LHOKSUKON - Dalam lima hari terakhir, jumlah ternak di Aceh Utara yang terindikasi mengalami Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mencapai 200 ekor lebih.

Hal itu diketahui berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak dan Keswan) setempat.

Data yang diperoleh Serambi pada Selasa (17/5/2022), jumlah ternak yang terindikasi PMK di 12 kecamatan dalam wilayah Aceh Utara sebanyak 139 ekor.

Namun, data terbaru dari Disbunnak dan Keswan Aceh Utara, hingga Sabtu (21/5/2022), ternak jenis sapi dan kerbau yang terindikasi PMK sudah mencapai 368 ekor.

Artinya, dalam lima hari terakhir ada penambahan 229 ekor ternak yang terindikasi PMK.

Ternak itu tersebar di 19 kecamatan.

Untuk diketahui, kasus PMK pertama kali ditemukan di Aceh Utara pada 11 Mei 2022 di Desa Langkahan, Kecamatan Langkahan.

“Dari 19 kecamatan yang ditemukan kasus PMK, saat ini terbanyak di Kecamatan Tanah Jambo Aye,” ujar Sekretaris Disbunnak dan Keswan Aceh Utara, drh Muzakir kepada Serambinews.com, Sabtu (21/5/2022).

Baca juga: Lima Kerbau Terjangkit Virus PMK dan LSD di Aceh Besar

Baca juga: Ternak Sakit dan Mati di Bireuen Terus Bertambah, Bergejala PMK

Jumlah sapi yang terindikasi di Tanah Jambo Aye mencapai 123 ekor.

Padahal, beberapa hari sebelumnya kasus terbanyak di Kecamatan Lhoksukon yaitu mencapai 76 kasus.

“Data terbaru ternak yang terindikasi PMK 368 ekor.

Jumlah itu terdiri atas sapi 357 ekor dan kerbau 11 ekor,” pungkas Muzakir.

Bireuen

Kondisi hampir sama juga terjadi di Bireuen.

Jumlah ternak khususnya sapi yang sakit bergejala klinis PMK terus bertambah 80 ekor.

Sementara ternak yang mati bertambah satu ekor dan yang sembuh bertambah dua ekor.

Data kondisi dugaan wabah PMK di Bireuen diperoleh Serambi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak dan Keswan) setempat, Sabtu (21/5/2022).

Kadisnak dan Keswan Bireuen melalui Kabid Keswan, Kesmavet, Pengolahan, dan Pemasaran, Safrizal SP, kepada Serambi, kemarin, menyebutkan, kecamatan paling banyak ternaknya sakit yaitu Jeunieb sebanyak 166 ekor (24 ekor di antaranya sudah sembuh).

Kemudian, di Kecamatan Juli sebanyak 40 ekor, Peusangan Selatan 40 ekor, Simpang Mamplam 34 ekor, Jangka 27 ekor (tiga ekor sudah sembuh), dan Peusangan Siblah Krueng 20 ekor (7 ekor sudah membaik).

Berikutnya, Kutablang 20 ekor, Jeumpa 17 ekor, Gandapura 15 ekor.

Makmur 10 ekor, Peulimbang delapan ekor, Peusangan tujuh ekor, Kota Juang empat ekor, dan Kuala satu ekor.

“Kecamatan yang ternaknya masih sehat menurut laporan petugas lapangan yaitu Samalanga, Pandrah, dan Peudada,” ujar Safrizal.

Ditanya soal kondisi puluhan ternak di usaha peternakan Pemkab Bireuen kawasan Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Safrizal mengatakan, hingga saat ini ternak di tempat tersebut tidak ada yang sakit atau semuanya masih sehat.

Namun demikian, menurut Safrizal, pihaknya terus memantau kondisi ternak-ternak tersebut.

Safrizal kembali mengingatkan peternak agar tidak melepas ternak untuk sementara waktu.

“Bila aada ternak bergejala sakit, segera laporkan ke petugas di Puskeswan masing-masing kecamatan untuk ditangani segera dengan pemberian vitamin dan usaha lainnya,” harap Safrizal.

Aceh Besar

Di Aceh Besar, lima kerbau terjangkit PMK dan LSD (virus kulit).

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Aceh Besar, Firdaus SP, mengatakan, dua kerbau di Kecamatan Indrapuri terjangkit PMK.

Sedangkan di Kecamatan Lhoknga muncul virus baru yakni LSD (virus kulit) yang menjangkiti tiga kerbau.

Untuk mencegah penyebaran PMK maupun LSD, ia berharap peternak segera mengisolasi ternaknya agar penyebaran kedua virus itu tidak meluas.

Saat ini, menurut Fidaus, ternak yang terjangkit PMK sudah diberikan obat-obatan dan vitamin.

“Kami juga masih menunggu distribusi obat-obatan untuk PMK dari Kementerian Pertanian,” tutup Firdaus seraya menyebutkan hingga Jumat (20/5/2022), sebanyak 244 ternak dari 12 kecamatan di Aceh Besar sudah terjangkit PMK. (jaf/yus/as)

Baca juga: 368 Sapi dan Kerbau dalam 19 Kecamatan di Aceh Utara Terindikasi PMK, Terbanyak di 4 Kecamatan Ini

Baca juga: Obat PMK Menipis, Aceh Tamiang Masih Tunggu Kiriman Kementan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved