Internasional

India Tuduh Uni Eropa Lebih Banyak Beli Minyak Rusia, OPEC Tidak Akan Tutupi Pasokan Rusia

Menteri Energi India Shri Hardeep Puri menolak saran berhenti membeli minyak Rusia. "Orang-orang Eropa membeli lebih banyak energi Rusia di sore hari

Editor: M Nur Pakar
AFP
Kilang Minyak Aramco Arab Saudi 

SERAMBINES.COM, NEW DELHI - Menteri Energi India Shri Hardeep Puri menolak saran berhenti membeli minyak Rusia.

"Orang-orang Eropa membeli lebih banyak energi Rusia di sore hari daripada yang kita lakukan," katanya di Davos.

Dilansir AFP, Selasa (24/5/2022), Arab Saudi dan negara-negara OPEC kembali memperjelas sikapnya.

Dimana, tidak akan menggunakan kapasitas cadangan untuk menutupi kehilangan pasokan minyak Rusia.

Dimana, diperkirakan sekitar satu juta barel per hari sejak akhir April 2022.

Hal ini membuat sangat sulit untuk menutup kesenjangan jika uni Eropa menghentikan pembelian dari Rusia.

Francisco Blanch dari Bank of America mengatakan pasar minyak sekarang sangat ketat.

Baca juga: Uni Emirat Arab Desak OPEC Tingkatkan Produksi Minyak, AS Larang Rusia Impor Minyak Picu Harga Naik

“Penyangga energi mendekati titik hilang," katanya.

"Persediaan minyak mentah turun ke titik terendah yang berbahaya di seluruh Eropa, Amerika Utara, dan Asia," tambahnya.

"Persediaan juga telah turun ke tingkat yang berbahaya untuk sulingan menengah dan bahkan bensin karena pasar menuju puncak musim mengemudi AS,” katanya.

Kecuali ada resesi global dan penghancuran permintaan yang hebat, harga minyak mentah bisa segera melonjak lebih tinggi.

“Kami tidak hidup di dunia mimpi, kami harus mengganti minyak yang hilang dengan minyak lain,” kata Fatih Birol, kepala Badan Energi Internasional.

Birol mengatakan blok negara-negara kaya melepaskan 1,5 juta barel minyak per hari untuk menstabilkan pasar.

Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Stabilitas Pangan di Indonesia Akan Terganggu

Sampai sejauh ini telah menghabiskan 9 persen dari stok mereka.

Ini bahkan sebelum embargo Eropa terhadap Rusia dimulai.

"Musim dingin di Eropa ini akan sulit," katanya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved