Berita Pidie

Ketua DPRK Pidie Kunjungi Keluarga Korban “Human Trafficking” di Ulee Birah Kecamatan Indrajaya

“Maka tadi pagi saya langsung mendatangi langsung ke rumah WD yang berada di gampong Ulee Birah dan di terima langsung oleh orangtuanya,” katanya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail (tengah) bersama istri, Hetti Zuliani (dua kiri) dan tim mengunjungi langsung rumah orang tua WD, Senin (30/5/2022). Turut di dampingi Cek Wan (kiri ujung) dan Kepala Desa Ulee Birah, Mustafa (dua kanan), dan paman korban (kanan). 

Ketua DPRK Pidie Kunjungi Keluarga Korban “Human Trafficking” di Ulee Birah Kecamatan Indrajaya

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie, Mahfuddin Ismail bersama istri, Hetti Zuliani dan tim mengunjungi langsung rumah orang tua WD, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie, Senin (30/5/2022).

WD merupakan warga Kabupaten Pidie yang menjadi korban perdagangan manusia (Human rafficking), yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri.

Kabar penemuan WD pertama kali dilaporkan oleh Ketua Sosialisasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA), Tgk Bukhari Ibrahim, Minggu (29/5/2022) malam.

“Semalam saya langsung melakukan komunikasi dengan Pemred Serambi Indonesia, Pak Zainal dan Ketua YARA Aceh untuk menceritakan kasus ini,” kata Mahfuddin.

Setelah itu, dirinya langsung berkomunikasi dengan Tgk Bukhari Ibrahim untuk menanyakan perkembangan lebih lanjut.

WD, gadis asal Calue, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri.
WD, gadis asal Calue, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Baca juga: Gadis Caleue Pidie Jadi Koban Perdagangan Manusia, Dijual Sepupu Sendiri Hingga Disiksa di Malaysia

Baca juga: Lagi, Gadis Aceh Disiksa dan Ditemukan Dalam Kondisi Menyedihkan di Malaysia, Asal Caleu Pidie

“Maka tadi pagi saya langsung mendatangi langsung ke rumah WD yang berada diterima langsung oleh orangtuanya,” katanya.

Ibunda korban, Atika (69), berderai air mata saat menceritakan kronologis hilangnya sang anak yang sudah beberapa tahun itu tidak pulang.

Ibu korban mengaku sangat merindukan sang putri tercinta dan berharap WD dapat segera pulang ke kampung.

“Mereka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Tgk Bukhari Ibrahim selaku warga Aceh di Malaysia atas usaha mereka telah menemukan anaknya,” kata Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail .

Ia mengatakan, kehadirian dirinya dan istri serta tim merupakan bentuk solidaritas kepada keluarga korban.

“Sebagai Ketua Dewan, Saya memiliki tangggung jawab moral terhadap masyarakat saya, apalagi kasus ini menyangkut hajat hidup dan masa depan keluarga dari ibu Atika,” kata Mahfuddin.

Baca juga: Kisah Pilu Gadis Aceh di Malaysia, 10 Tahun Disiksa Majikan, Gigi Rontok Dipukul Dengan Sepatu

Mahfuddin Ismail  selaku Ketua DPRK Pidie menghimbau kepada seluruh warga Aceh khususnya warga Pidie untuk tidak mudah tergiur dengan ajakan atau iming - iming pekerjaan dengan bayaran yang tinggi apalagi sampai ke luar negeri.

“Saya juga mengharap kepada perangkat gampong duntuk terus mengedukasi kepada warga masing masing terutama warga dengan ekonomi menegah kebawah agar lebih hati hati akan bahayanya perdagangan manusia (Human Trafficking),” pungkasnya.

WD, Gadis Aceh yang Dijual Sepupunya

Nasib malang menimpa seorang gadis asal Kabupaten Pidie yang bekerja di Malaysia.

Dirinya menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri.

Bahkan, ia juga mendapat penyiksaan dari majikannya selama bertahun-tahun bekerja di Malaysia.

Adalah WD, gadis asal Calue, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie yang berusia 34 tahun mengalami kisah tragis nan memilukan dalam kehidupan mudanya.

Ketua Sosialisasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA), Tgk Bukhari Ibrahim mengatakan saat ini WD telah di bawah perlindungan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur.

“Sudah kita laporkan ke KBRI di Kuala Lumpur, dan akan dilakukan penggalian informasi lebih lanjut,” katanya saat dihubungi Serambinews.com, Senin (30/5/2022).

WD berusia 34 tahun (dua kiri) adalah korban perdagangan manusia yang diduga dilakukan oleh kakak sepupunya sendiri, ketika ditemui oleh Ketua SUBA, Tgk Bukahir Ibarim (dua kanan) dan relawan komunitas masyarakat Aceh di Malaysia
WD berusia 34 tahun (dua kiri) adalah korban perdagangan manusia yang diduga dilakukan oleh kakak sepupunya sendiri, ketika ditemui oleh Ketua SUBA, Tgk Bukahir Ibarim (dua kanan) dan relawan komunitas masyarakat Aceh di Malaysia (FOR SERAMBINEWS.COM)

Baca juga: Detik-detik Penyelamatan TKW Aceh yang Disekap 8 Tahun oleh Majikannya di Malaysia

Tgk Bukhari mengatakan, WD menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan oleh kakak sepupu korban kepada sebuah agen.

Itu terjadi pada 11 tahun belakang atau tepatnya 2011 silam.

Mulanya, korban dijanjikan oleh kakak sepupunya bekerja di Lhokseumawe atau Langsa.

Namun, pelaku malah membuatkan paspor untuknya di Lhokseumawe dan kemudian dibawa ke Malaysia dengan menggunakan kapal ferry.

“Dari Sigil (dia) diserahkan ke agen yang ada di Lhokseumawe untuk dibuatkan paspor. Setelah itu dibawa ke Medan dan pergi naik ferry,” kata Tgk Bukhari.

Selama di Malaysia, WD bekerja di Melaka, sebuah kota yang terletak 150 kilometer dari Ibukota Kuala Lumpur.

Selama bekerja di sana, korban mendapat penyiksaan oleh majikannya selama 10 tahun.

Kepada Ketua SUBA Tgk Bukhari, korban mengaku hanya bekerja pada majikan tersebut.

Korban mengaku selama bekerja di Melaka, dirinya ditampar dan dipukuli oleh majikan hingga hidungnya mengeluarkan darah.

Tak hanya itu, ia harus kehilangan sejumlah giginya akibat dipukul dengan sepatu.

Baca juga: Haikal Ceritakan Detik-detik Penyelamatan TKW Aceh yang Disekap 8 Tahun oleh Majikannya di Malaysia

“Di Melaka ada (dipukul), dengan sepatu ke muka sampai-sampai berdarah. Setiap hari,” pengakuan korban kepada Tgk Bukhari.

Bahkan kakinya juga terdapat banyak bekas luka akibat kekerasan yang dilakukan sang majikan.

Tgk Bukhari mengatakan, korban kemudian lari dari tempatnya bekerja yang dibantu oleh supir taksi.

WD kemudian diserahkan kepada warga Malaysia keturunan India yang berada di Kuala Lumpur.

Di sana, korban di rawat dan dijaga selama setahun sembari mencari komunitas relawan masyarakat Aceh di Kuala Lumpur.

“Yang menjaga dia dijaga sebaik mungkin, sambil mencari orang Aceh di sana untuk dibawa pulang ke kampung,” kata Tgk Bukhari.

Namun, baru Minggu (29/5/2022) warga keturunan India itu dapat bertemu dengan komunitas masyarakat Aceh di Malaysia.

Korban bahkan sudah dianggap meninggal oleh keluarganya karena selama 11 tahun tidak ada kabar sama sekali.

Baca juga: Kisah Tragis Herawati, TKW Aceh yang Disekap dan Dipukul oleh Majikan: Gigi Copot, Kepala Lebam

Kendati demikian, Tgk Bukhari mengatakan saat ini korban sudah terhubung dengan keluarganya yang berada di Kabupaten Pidie.

Saat ditanya apakah WD dapat segera pulang ke kampung untuk bertemu keluarganya, Tgk Bukhari belum bisa memastikan hal tersebut.

Itu dikarenakan KBRI masih membutuhkan informasi akurat dan penulusuran mendalam serta keterangan korban.

Nantikan, KBRI akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait masalah ini untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.

“Dalam dua atau tiga hari ini kita akan mengetahui hasil dari KBRI di Kuala Lumpur. Apakah korban bisa pulang ke Aceh atau akan tetap sini untuk melaporkan majikannya,” kata Tgk Bukhari. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved