Wabah PMK
Tim Balai Ambil Sampel Air Liur, Sejumlah Hewan Ternak di Nagan Raya Diduga Terpapar PMK
Tiga titik lokasi diambil sampel untuk diperiksa yakni kerbau dan sapi warga di Desa Ujong Pasi Kecamatan Kuala, Desa Mon Dua Kecamatan Tripa Makmur d
Penulis: Rizwan | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rizwan I Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Tim Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara (Sumut) melakukan observasi dan pengambilan sampel ternak yang diduga terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) ke Nagan Raya, Kamis (2/6/2022).
Tim yang didampingi tim Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Nagan Raya mengambil sampel air liur pada sejumlah hewan ternak terkait dugaan mulai terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pasalnya, selama beberapa hari terakhir sejumlah ternak warga di Nagan Raya yakni kerbau dan sapi memiliki gejala PMK.
Lalu tim Distannak Nagan Raya melakukan uji labor guna memastikan apakah terpapar atau tidak sehingga tidak semakin meluas.
Informasi diperoleh Serambinews.com, Kamis, tim Balai dari Sumut turun ke sejumlah kabupaten di barat selatan Aceh.
Untuk Nagan Raya, tim mengambil sampel air liur pada 15 ternak kerbau dan sapi pada tiga titik.
• 1.625 Ekor Sapi di Aceh Besar Terkena Virus PMK, Terbanyak di Montasik yang Mencapai 355 Ekor
Tiga titik lokasi diambil sampel untuk diperiksa yakni kerbau dan sapi warga di Desa Ujong Pasi Kecamatan Kuala, Desa Mon Dua Kecamatan Tripa Makmur dan Krueng Itam Kecamatan Tadu Raya.
Sampel air liur hewan ternak yang diambil dibawa ke Medan guna diperiksa.
Kabid Peternakan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Nagan Raya, drh Syafridal kepada Serambinews.com mengatakan, tim turun ke Nagan Raya setelah pihaknya melaporkan bahwa ada sejumlah kerbau dan sapi yang memiliki gejala mirip PMK.
"Untuk memastikan apakah terpapar PMK atau tidak maka perlu diperiksa labor," katanya.
• Stok Obat PMK Masih Kosong di Aceh Utara, Warga Terpaksa Beli Sendiri
Dikatakan, laporan adanya sejumlah ternak gejala dilaporkan peternak kepada petugas dinas.
Namun tim balai yang turun terbatas karena terpencar pada sejumlah kabupaten sehingga sampel yang diambil di Nagan Raya sebanyak 15 ekor sapi dan kerbau.
Menurutnya, sapi yang memiliki gejala dan telah diambil sampel kini dilakukan karantina. Langkah itu sambil memantau serta menunggu hasil sampel labor serta tidak meluas ke ternak lain.
"Sudah kami sampaikan bahwa ternak tidak dilepas," ujar Syafridal.