Budaya Gayo

Penelitian Mahasiswi IPB: "Empan" dan "Gegarang" Termasuk Tumbuhan Pangan Kunci Bagi Masyarakat Gayo

Ternyata, ungkapnya, komponen senyawa kimia dalam tumbuhan pangan yang banyak digunakan dalam

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FIKAR W EDA
Bincang Pangan secara virtual digagas Pusat Kajian Kebudayaan Gayo. 

Laporan Fikar W Eda l Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tumbuhan pangan kunci bagi masyarakat Gayo, khususnya Gayo Lut, adalah lasun ilang (Allium cepa) 40 % dan kuning (Curcuma longa) 32 % .

"Lasung ilang dan kuning mengandung komponen flavonoid, saponins, tannins, alkaloids, dan steorids serta menjadi sumber vitamin, antioksidan, dan mineral," kata kata Ivana Joy Pauline Pangaribuan, mahasiswi Magister Konservasi Biodiversitas Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) saat jadi pembicara Bincang Kuliner Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Jumat malam (3/6/2022) secara virtual.

Hasil Penelitian Mahasiswi IPB: Masyarakat Gayo Masih Jaga dan Lestarikan Tanaman Pangannya

Ivana Joy Pauline Pangaribuan melakukan penelitian tentang kuliner Gayo di Kampung Mude Nosar Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah, di bawah bimbingan Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. dan Dr. Syafitri Hidayati, S.Hut., M.Si.

Di samping itu, jelas alumnus Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB itu, ada tanaman lain yang tidak kalah  istimewa, yaitu  "empan." Tanaman ini setelah diteliti mengandung unsur kimia, fenolik sebagai antimikroba, saponin sebagai antioksidan, flavonoid sebagai inhibitor respitori, tannin sebagai anti diare, dan ritepenoids sebagai antibakteri.

Puan Ratna Harap Produk Hasil Kerajinan Gayo Semakin Dikenal Masyarakat Luas

"Dapat meringankan penyakit diabetes, sakit menstruasi, gigitan ular, penyakit kulit, dan kanker," ungkapnya tentang kegunaan "Empan." 

Tumbuhan pangan kunci lainnya, lanjut peraih Digital Entrepreneurship Academy Talent Scholarship Tahun 2021 Kementerian Komunikasi dan Informasi tersebut, adalah  "gegarang,"  mengandung komponen asam rosmanirik dan essensial oil sebagai antibakteri, dan dapat meringankan penyakit kontraksi otot, antibakteri, dan antimikroba. 

Ternyata, ungkapnya, komponen senyawa kimia dalam tumbuhan pangan yang banyak digunakan dalam masakan Gayo secara tidak langsung dapat membantu menjaga kesehatan masyarakat. Tidak sebatas rasanya yang lezat, tapi memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat.

Pusat Kajian Kebudayan Gayo menggelar kegiatan daring ke-15 melalui Zoom Meeting, dengan moderator Yusradi Usman al-Gayoni (penulis buku “Ekolinguistik”), Master of Ceremony (MC) mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Nursyifa Aprilisa, dan diisi dengan pertunjukkan suling (seruling) Gayo oleh pesuling Gayo yang tidak asing lagi di Jabodetabek, Gemuruh Alam.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved