Terkait Restoran Minang Jual Menu Daging Babi, Pemilik Babiambo Minta Maaf, Begini Alasannya
Sergio menyebut ia memang sengaja menuliskan nama babi dengan maksud agar pelanggan tidak merasa tertipu.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, Iffan mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan di lokasi.
"Ini kan viral di medsos ya, makanya tim mengecek ke lapangan. Teman-teman lagi ke lapangan. Sudah ditindak ke lapangan. Saya masih menunggu ya, nanti tak kabarin," katanya.
Anak buah Gubernur Anies ini pun belum bisa memaparkan lebih lanjut hasil pemeriksaan di lapangan.
Hasil dari pengecekan hari ini pun bakal disampaikan melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta.
Baca juga: Bos Nasi Padang Dihabisi Istrinya, Pelaku Sewa 5 Eksekutor, Motif Perselingkuhan
"Saya belum bisa komen apapun, tapi setelah hasil pertemuan hari ini, saya akan update melalui kepala dinas ya.
Saya belum bisa banyak komentar, setelah ditelusuri permasalahannya, kita lihat ya," terangnya.
Selain itu, hal ini pun turut disoroti oleh anggota DPR RI Dapil Sumatera Barat 2 Guspardi Gaus.
Ia mengatakan prihatin mengetahui hal tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, restoran yang terletak di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara ini menyediakan aneka makanan dengan bahan dasar babi.
Kemudian pemilik juga mempromosikan melalui platform daging pesan antar dengan aneka masakan Minang nonhalal.
Tindakan pemilik restoran yang melibatkan nasi Padang dengan menu babi ini ditegaskannya tidak boleh dibenarkan dan dibiarkan.
Menurutnya, masyarakat Minangkabau yang mayoritas muslim memiliki filosofi Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Sehingga pemakaian nama menu nasi Padang nonhalal ini merupakan penghinaan dan melukai perasaan masyarakat Minang, baik di ranah maupun di rantau.
Ia pun menduga pemilik restoran memanfaatkan dan mendompleng ketenaran nasi Padang untuk usahanya.
Lantaran mengabaikan etika, merusak tradisi dan citra masakan Padang serta menyalahi adat dan budaya masyarakat Minangkabau, ia mendesak pemilik restoran untuk meminta maaf dan menutup usahanya.