Sejarah Hari Ini, 74 Tahun Lalu Warga Aceh Sumbang Hingga 20 Kg Emas Untuk Beli Pesawat Pertama RI

Tepatnya pada Juni 1948 silam, warga Aceh bergotong royong menyumbang harta bendanya, membantu mewujudkan keinginan pemerintah untuk bisa memiliki a

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Yeni Hardika
SERAMBINEWS.COM
Pesawat Dakota RI-001 Seulawah, Maskapai Pertama Indonesia di Lapangan Blangpadang Banda Aceh 

Disebutkan dalam salah satu sumber, Dakota RI-001 Seulawah memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg.

Tugas pertamanya membawa Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam kunjungan kerja ke Sumatera, dengan rute dari Yogyakarta ke Jambi, Payakumbuh, Kutaraja Payakumbuh, dan kembali ke Yogyakarta.

Pada awal Desember 1948, Dakota RI-001 Seulawah diterbangkan ke Calcutta (kini Kolkata, India) untuk mendapatkan servis dan penambahan kapasitas tangki bahan bakar.

Perawatan tersebut diperkirakan memakan waktu selama tiga pekan.

Disamping itu, pada 19 Desember 1948, Yogyakarta yang kala itu merupakan ibu kota RI diserang dan diduduki tentara Belanda dalam agresi militer kedua.

Sehingga Seulawah Air tidak memungkinkan untuk kembali ke Indonesia.

Baca juga: VIDEO Pesawat Dakota RI-001 Seulawah, Pertama Indonesia di Lapangan Blangpadang Banda Aceh

Akibatnya, antara awak pesawat dan pemerintah pusat di Yogyakarta terputus.

Untuk membiayai hidup personel serta perawatan pesawat, dibentuklah perusahaan penerbangan Indonesia Airways yang diawakili personel AURI.

Dengan seizin Duta Besar Indonesia untuk India Dr Sudarsono, pesawat itu dengan awaknya kemudian disewakan kepada Pemerintah Myanmar.

Tanggal 26 Januari 1949 pesawat itu berangkat dari Calcutta ke Rangon, Myanmar.

Hasil penyewaan pesawat itu digunakan untuk membeli sebuah pesawat dan menyewa satu pesawat lainnya dari Hongkong.

Selama 19 bulan Indonesian Airways bertugas di luar negeri sebelum akhirnya dilikuidasi pada Agustus 1950.

Pesawat tersebut dan awaknya kemudian ditugaskan dalam Dinas Angkutan Udara Militer yang menghubungkan antarpangkalan udara di Indonesia.

Patungan Indonesia-Belanda

Selain itu, yang banyak luput dari pemahaman sejarah, yakni andil pemerintah Belanda.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved