Kupi Beungoh

Ismail Rasyid; Kadin dan Masa Depan Perekonomian Aceh

Untuk saat ini tidak ada satupun fasilitas publik ataupun swasta di Aceh yang bertaraf internasional, kecuali warung kopi.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Teuku Murdani, Dosen pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 

Walau dianggap terlalu berlebihan bisa dikatakan Kadin merupakan agen pembangunan ekonomi di suatu daerah dan banyak pemuda-pemudi yang sangat bergantung harapan terhadap program-program kerja kamar dagang.

Namun untuk mewujutkan kondisi dan harapan ideal tersebut bukanlah suatu pekerjaan mudah, terlebih lagi di Aceh yang merupakan wilayah bekas konflik dan dengan riwayat sejarah yang sangat kacau.

Walaupun, Aceh konon pernah berkiprah dalam perdagangan internasional, namun setelah revolusi sosial yang terjadi pada tahun 1945 perdagangan Aceh di kancah internasional berangsur-angsur hilang.

Semua pelabuhan yang dahulu pernah menjadi pusat perdagangan internasional mati dan hanya menjadi pelabuhan biasa.

Walaupun namanya tertera pelabuhan internasional tetapi aktivitasnya tidak labih dari pelabuhan lokal semata.

Untuk saat ini tidak ada satupun fasilitas publik ataupun swasta di Aceh yang bertaraf internasional, kecuali warung kopi.

Warung kopi pun hanya sebatas kompresor, cerita dan hayalan saja yang sangat besar tentang internasional, tetapi isinya hanya angin belaka dan tidak ada kelanjutan begitu keluar dari warung kopi.

Selama ini Pemerintah Aceh juga tidak begitu jauh berbeda dengan kompresor warung kopi, namun pada kenyataannya tidak satu investorpun mahu menanam modal di Aceh.

Cerita investor sudah sangat banyak, tetapi hasilnya hanya terjadi di alam mimpi.

Baca juga: Satu Calon Ketua Kadin Aceh Dirumorkan Gugur Karena Gunakan KTA Palsu, Begini Tanggapan Cek Mada

Baca juga: Tiga Calon Ketum Kadin Aceh Lolos Verifikasi Persyaratan, Panitia Terima Dana Kontribusi Rp 1,5 M

Melihat berbagai kondisi yang berkembang saat ini, maka ke depan Aceh sangat membutuhkan sosok pemimpin Kadin yang mampu bersinergi dengan pemerintah untuk pembangunan perekonomian Aceh.

Semua pihak sudah saatnya saling berevaluasi diri, dan memberikan kesempatan bagi yang dianggap lebih mampu untuk meminpin asosiasi tersebut di Aceh.

Munculnya nama Ismail Rasyid sebagai calon pemimpin Kadin ke depan menjadi sebuah pembeda dalam Musyawarah Daerah Kadin kali ini.

Karena sosok Ismail Rasyid merupakan sosok pembisnis yang bergerak dari zero to international level.

Ismail Rasyid memiliki kapasitas dan kemampuan yang berbeda Ketika mampu berbisnis pada level international di mana sudah lama kemampuan ini hilang di tanah Aceh.

Melihat track record Ismail Rasyid yang saat ini menjadi Chief Executive Office (CEO) PT. Trans Continent yang memiliki wilayah jelajah sampai ke Philipina dan Australia, menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa untuk seorang putra Aceh dewasa ini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved