Opini

Panggilan Haji

Haji, merupakan rukun Islam yang kelima, yaitu mengunjungi Baitullah untuk melakukan tawaf, sa’i dan wukuf di Arafah

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Panggilan Haji
For Serambinews.com
ABDUL GANI ISA,  Staf Pengajar Pascasarjana UIN Ar-Raniry/Anggota MPU Aceh

Selalu shalat berjamaah baik di Madinah maupun ketika berada di Makkah, isi waktu lowong dengan membaca al-Qur’an, berzikir dan lainnya.

Usahakan pula berdoa terutama pada tempattempat mustajabah doa.

Selalu bersikap “sabar”.

Sabar sesuatu yang sulit, tapi dengan sikap sabar semua aktivitas menjadi indah.

Sabar dengan keluarga sendiri, sabar dengan sesama jamaah, sabar menunggu waktu, sabar dalam menjalankan ibadah, sabar bila pemondokan agak jauh dengan masjid dan seumpamanya.

Dosa terampuni

"Man hajja falam yarfats wa lam yafsuq raja’a kayaumin waladadhu ummuhu”, Barang siapa melaksanakan ibadah haji dan tidak melakukan perbuatan rafats atau mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi atau bersetubuh, dan tidak berbuat fasiq (kedurhakaan), maka ia pulang (setelah melaksanakan ibadah haji) seperti saat ia dilahirkan (dari rahim) ibunya (suci tidak berdosa) (HR.Bukhari Muslim).

Hadits ini merupakan penegasan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 197: “Siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasiq dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji”.

Rafats dalam ayat ini dimaksudkan (a) tidak melakukan jimak dengan istrinya, ketika ia dalam keadaan berihram baik ihram untuk umrah maupun haji, (b) tidak lagi berkata kotor terhadap teman-temannya/ sesama jamaah.

Sedangkan dimaksud dengan fasiq adalah khuruj ‘anil haq” , keluar dari kebenaran dan “khuruj anil millah”, keluar dari agama.

Di samping itu juga tidak melakukan jidal atau pertengkaran sesama jamaah.

Surga bagi haji mabrur

Rasulullah saw bersabda: “al-hajjul mabrur laitsa lahul jaza` illal jannah”, Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga (HR.Bukhari Muslim).

Bahkan semua keluarga, handai taulan ikut mendoakannya ketika melepas keberangkatan: “Allahumma hajjan mabrura, wasa’yan masykura wa dzanban maghfura wa tijaratan lan tabura.

Tidak cukup dengan doa diiringi pula dengan talbiyah: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika labbaik, innal hamda wannikmata laka wal mulk la syarikalak (Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan- Mu ya Allah, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat hannyalah milik-Mu dan tidak ada sesuatu yang menyamaimu ya Allah).

Kami hanya mengantarkan dengan iringan doa, selamat jalan, para dhuyufullah, berangkatlah untuk mengunjungi Baitullah, beribadah di sekeliling Kabah, semata-mata mengharapkan ridha-Nya.

Jagalah dirimu dari rafats, jangan pula fusuq dan jidal, dengan harapan bisa melaksanakan semua rukun, wajib dan sunat haji, dan akhirnya bisa meraih haji “mabrur”.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Baca juga: JCH Aceh Kloter Terakhir Masuk Asrama Haji, Besok Pagi Terbang ke Jeddah, Gabung dengan Jamaah Sumut

Baca juga: Kisah Presiden Soeharto Naik Haji, Tak Mau Dibiayai Negara dan Sambutan Meriah di Tanah Suci

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved