Berkunjung ke Makassar, Wali Nanggroe dan Kalla Grup Bahas Peluang Investasi di Aceh
Misalnya, terkait keterlibatan dalam perdamaian Aceh, namun juga mencakup aspek kehidupan yang lebih emosional lainnya.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wali Nangroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar melakukan pertemuan dengan Kalla Grup yang berlangsung di Wisma Kalla, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (22/6/2022).
Kabag Humas dan Kerjasama Wali Nanggroe, M Nasir Syamaun MPA dalam keterangan kepada Serambinews, Kamis (23/6/2022), mengatakan, kehadiran Wali Nanggroe ke Makassar dalam rangka memenuhi undangan dari Kalla Grup.
Pada pertemuan itu, kedua pihak membicarakan kondisi kekinian perdamaian Aceh dan peluang investasi.
Pada pertemuan itu, Wali Nanggroe antaralain didampingi Ketua DPRA Saiful Bahri atau yang akrab disapa Pon Yaya.
Rombongan dari Aceh disambut langsung oleh President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla, dan Prof Hamid Awaluddin, serta para CEO unit bisnis Kalla.
“Sejatinya hubungan kami dan Aceh sangat erat. Kami pernah berkontribusi membangun runway bandara Aceh saat pertama kali dibuka untuk jamaah haji. Dan juga melalui Jusuf Kalla dan Hamid Awaluddin, berkontribusi pada proses perdamaian Aceh,” kata Solihin.
Baca juga: Tutup Muzakarah Ulama Se-Aceh di Lhokseumawe, Berikut Pesan Wali Nanggroe Malik Mahmud
Baca juga: HUT Ke-65 Kodam IM, Ketika Wali Nanggroe Malik Mahmud Peusijuk dan Doakan Pangdam IM
Baca juga: Usai Hadiri Pembukaan PON, Wali Nanggroe Malik Mahmud Bertemu Majelis Rakyat Papua, Ini yang Dibahas
Baca juga: Pertemuan Jusuf Kalla dan Wali Nanggroe Aceh, ‘MoU Helsinki dan UUPA Landasan Pembangunan Aceh’
Dia menyebutkan, hubungan kedekatan itu tak semata hanya bersifat historis.
Misalnya, terkait keterlibatan dalam perdamaian Aceh, namun juga mencakup aspek kehidupan yang lebih emosional lainnya.
“Perkembangan Islam di wilayah Sulawesi Selatan dibawa oleh alim ulama dari wilayah Aceh, yaitu Datuk ri Tiro. Dalam sejarah Kerajaan Aceh, terdapat dua raja yang berasal dari bangsa Bugis. Belum lagi ketika kita membahas hubungan kedekatan secara perniagaan,” tambah Solihin.
Oleh karena itu, tutur Solihin Kalla, pertemuan Wali Nanggroe dan DPR Aceh diharapkan akan semakin mendekatkan Bugis-Makassar dengan Aceh, khususnya pada sektor niaga dan investasi.
Sementara itu, Wali Nangroe mengaku gembira dengan sambutan hangat Solihin Kalla dan pimpinan Kalla Grup.
Ke depan, ia menyambut baik peluang kerja sama terkait potensi yang ada di Aceh dengan Kalla Grup.
“Aceh memiliki potensi yang sangat besar dari sumber daya alam. Selat Malaka menjadi jalur tersibuk di dunia pada masanya. Perdagangan antara Eropa dan Timur Tengah serta Asia Selatan hingga ke Asia Timur pasti melalui Selat Malaka.”
“Namun, kita tidak bisa memungkiri masa penjajahan Belanda sampai Gerakan Aceh Merdeka dan bencana tsunami telah membuat seluruh potensi tersebut terhambat dan perkembangan ekonomi Aceh memiliki banyak challenge,” kata Wali Nanggroe.
Senada dengan Wali Nangroe, Ketua DPR Aceh, Saiful Bahri juga berharap pada pertemuan tersebut melahirkan kerja sama ke depan.
Ia menyampaikan terimakasih atas undangan dan sambutan hangat dari segenap pimpinan Kalla Grup.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Solihin Jusuf Kalla dan Manajemen Kalla yang telah mengundang dan menerima kami dengan hangat. Ini pertama kalinya saya berkunjung di kota Makassar,” ujar Pon Yaya.
Di ujung pertemuan, rombongan Aceh menerima cinderamata lukisan Kapal Pinisi yang menjadi simbol kejayaan Bugis-Makassar.
“Cinderamata ini semoga makin mengeratkan persahabatan dan kedekatan yang telah terjalin antara Bugis dan Aceh,” pungkas Solihin.
Baca juga: Sosok Haji Paduai, Kakek 90 Tahun Nikahi Gadis 28 Tahun Kakak Mantan Istrinya, Pernikahan Keempat
Baca juga: Daftar Khatib Jumat 24 Juni 2022 di Masjid Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Bireuen
Baca juga: VIRAL Pengerebekan Oknum Perwira Polri Selingkuh dengan Istri Polisi, Polda Lampung Benarkan
Baca juga: Jamaah Haji Aceh di Mekkah Mulai Terima Dana Wakaf Baitul Asyi, Ini Jumlahnya
Kunjungi Wisma Kalla
Wali Nangroe Aceh, Paduka Yang Mulia Teungku Malik Mahmud Al-Haytar dan Ketua DPRA, Saiful Bahri (Pon Yaya) serta rombongan berkunjung ke Wisma Kalla di Makasar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (22/6/2022).
Delegasi Aceh disambut hangat Direksi dan Manajemen Kalla yang dipimpin oleh President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla serta CEO dan COO unit bisnis Kalla.
Rombongan diterima dalam suasana khas Bugis-Makassar dengan kehadiran bosara dan kudapan khas Makassar serta makanan khas Sulawesi Selatan.
Kegiatan itu berlangsung dari pukul 09.00 pagi hingga 12.00 siang waktu setempat.
President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla saat menyambut rombongan menjelaskan profil Kalla dan kedekatan dirinya dengan Pemerintah Aceh.
“Alhamdulillah, saat ini Kalla merupakan perusahaan keluarga yang telah berusia 70 tahun dan saat ini dipegang oleh generasi ketiga dari Alm Hadji Kalla dan Hj Athirah," kata Solihin dalam keterangan tertulis yang diterima Serambinews.com.
"Sejatinya hubungan kami dan Aceh sangat erat dan sebelumnya kami pernah berkontribusi membangun runway bandara Aceh saat pertama kali dibuka untuk jamaah haji dan melalui Bapak Jusuf Kalla dan Bapak Prof Hamid Awaluddin, PhD, berkontribusi pada proses perdamaian Aceh,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Prof Hamid Awaluddin yang merupakan salah satu penasihat perusahaan mengungkapkan, hubungan kedekatan dengan Aceh bersifat historis dan emosional, tidak terlepas pada proses perdamaian saja.
“Perkembangan Islam di wilayah Sulawesi Selatan dibawa oleh alim ulama dari wilayah Aceh, yaitu Datuk ri Tiro serta dalam sejarah kerajaan Aceh, terdapat 2 raja yang berasal dari suku Bugis. Belum lagi ketika kita membahas hubungan kedekatan secara perniagaan," terangnya.
"Oleh karena itu, pertemuan ini kami harapkan semakin mendekatkan Bugis-Makassar dan Aceh khususnya pada sektor niaga dan investasi,” kata Hamid Awaluddin.
Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Teungku Malik Mahmud Al-Haytar mengaku bergembira dengan sambutan hangat Kalla. Ia pun menyambut baik peluang kerja sama dengan Kalla ke depan.
“Hubungan saya secara pribadi sangat erat, termasuk kerabat dekat saya yang salah satunya berasal Bone dan bersuku Bugis. Sejak dahulu kala, Aceh memiliki potensi yang sangat besar dari sumber daya alam," terangnya.
Selat Malaka menjadi jalur tersibuk di dunia pada masanya. Perdagangan antara Eropa dan Timur Tengah serta Asia Selatan hingga ke Asia Timur pasti melalui Selat Malaka.
"Namun kita tidak bisa memungkiri masa penjajahan Belanda sampai Gerakan Aceh Merdeka dan bencana tsunami, telah membuat seluruh potensi tersebut terhambat dan perkembangan ekonomi Aceh memiliki banyak challenge,” sebut Wali Nanggroe.
Sejalan dengan Wali Nanggroe Aceh, Ketua DPRA, Saiful Bahri (Pon Yaya) juga sangat mengapresiasi pertemuan ini.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Solihin Jusuf Kalla dan Manajemen Kalla yang telah menerima kami dengan hangat. Ini pertama kalinya saya berkunjung di Kota Makassar dan saya bisa merasakan kue tradisional khas Makassar,” jelasnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari Kalla berupa miniatur Kapal Pinisi yang menjadi simbol kejayaan dan perniagaan suku Bugis-Makassar dengan berbagai wilayah lainnya termasuk Aceh.
Penyerahan cinderamata ini menjadi simbol persahabatan dan kedekatan erat yang telah terjalin antara Kalla dan Pemerintahan Aceh.
Tidak hanya itu, setiap rombongan Aceh juga mendapatkan bingkisan oleh-oleh khas Makassar seperti kopi khas Tana Toraja dan markisa khas Makassar sebagai bentuk keramah-tamahan Kalla sebagai tuan rumah pada pertemuan kali ini.(*)
Baca juga: VIDEO Sedang Nasehati Murid yang Nakal, Guru Ini Malah Diolok-Olok Murid Lainnya, Meja pun Melayang
Baca juga: VIDEO Banjir Bandang Terjang Pamijahan Bogor, Puluhan Rumah Rusak Berat
Baca juga: VIDEO Kamu Perokok Aktif, Susah Berhenti Merokok? Teknologi Ini Bisa Bantu Kamu Berhenti Merokok
Baca juga: VIDEO Paspampres Bawa Senjata Laras Panjang dan Rompi Antipeluru Amankan Jokowi di Ukraina dan Rusia