Berita Banda Aceh
Produsen Rokok Aceh Butuh Alat Penggulung
Di Aceh saat ini telah ada enam perusahaan produsen rokok, yang tersebar di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Besar
BANDA ACEH - Di Aceh saat ini telah ada enam perusahaan produsen rokok, yang tersebar di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Besar.
Meski pemasarannya telah sampai ke luar daerah, tetapi dari sisi produksi masih terkendala karena ketiadaan mesin penggulung rokok.
Akibatnya, penerimaan dari cukai rokok juga masih rendah.
Atas dasar itulah, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea Cukai Aceh, Dr Safuadi, mengundang para produsen rokok lokal, Kepala BI Aceh, Achris Sarwani, Kepala OJK Aceh, Yusri, dan Percetakan UKS Meidi.
Pertemuan itu diharapkan bisa memberi solusi atas masalah yang dihadapi produsen rokok tersebut.
“Pertemuan ini kami lakukan untuk mencari solusi yang dialamai keenam produsen rokok lokal Aceh itu, antara lain tambahan modal kerja dan mesin penggulung rokok yang belum mereka miliki,” kata Safuadi.
Dia menyebutkan, keenam produsen rokok dimaksud yaitu Rokok Bako Gayo, Gayo Montain Cigar, Kretek Gayo, dan Gayo Cigar.
Keempat produsen rokok ini berada di Kabaputan Aceh Tengah.
Selanjutnya dua lainnya di Aceh Besar, yaitu CV Oryza Group dan CV Rampago Jaya.
Baca juga: Ini Dampak Rokok Terhadap Perubahan Fisik Wajah, Muka Lebih Tua 30 Tahun, Berikut Tips Stop Merokok
Baca juga: Penting! Inilah 6 Efek Rokok Terhadap Perubahan Fisik Wajah, dr Arthur : Muka Boros Tekor 30 Tahun
Safuadi mengaku berani mendampingi para produsen rokok tersebut karena dalam kondisi yang masih serba terbatas, mereka berani mengusulkan pita cukai rokok ke Kantor Kanwil Bea Cukai agar rokok yang diproduksinya menjadi legal.
Kabid Cukai Kanwil Bea Cukai Aceh, Hilman Satria menyebutkan, dari enam produsen rokok yang ada di Aceh, nilai cukai rokok yang baru berhasil ditarik dari Januari hingga Mei 2022 lalu masih rendah, sekitar Rp 123 juta.
Rata-rata produksi produsen rokok lokal Aceh itu per bulannya sekitar 12.000 batang/bulan.
“Kita harapkan pada akhir tahun 2022 nanti, setelah mereka mendapatkan bantuan mesin penggulung rokok, produksinya bisa mencapai angka 100.000 batang/bulan,” harap Safuadi.
Menanggapi masalah tersebut, Kepala BI Aceh, Achris Sarwani, menjelaskan tentang perlunya membuat kelompok-kelompok petani tembakau.
Kelompok ini selanjutnya akan diberikan bimbingan tata cara menanam dan memanen tembakau yang benar, agar daun menghasilkan tembakau berkualitas tinggi.
