Berita Aceh Utara

Cara BPP Baktiya Barat Lakukan Penyuluhan, Puluhan Petani Diajak Sekolah Lapang di Kebun

Sekolah Lapang Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) merupakan program yang kedua

Editor: bakri
Foto Dok BPP Baktiya Barat
Puluhan petani di Desa Matang Raya Blang Sialet, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara mengikuti Sekolah Lapang budidaya cabai merah. 

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Baktiya Barat Aceh Utara, Rabu (22/6/2022) memulai sekolah lapang untuk mengajari 25 petani di Gampong Matang Raya Blang Sialet, budidaya cabai merah dari mulai pembersihan lahan sampai panen.

Sekolah Lapang Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) merupakan program yang kedua.

Sebelumnya, BPP Baktiya Barat juga mengadakan sekolah lapang untuk mengajari petani di Gampong Lang Nibong, dan Matang Raya Blang Sialet budidaya tanaman padi di sawah.

Sekolah tersebut diadakan langsung di kawasan kebun masyarakat dengan memasang tenda terpal.

Pun demikian petani mengikutinya dengan antusias materi yang disampaikan oleh instruktur.

Apalagi, BPP Baktiya Barat selain menghadirkan para penyuluh sebagai pemateri juga mengundang akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal).

Keduanya, Dr Halim Akbar, dosen bidang pengolahan tanah, dan Muhammad Authar ND MP, dosen Unimal bidang Agribisnis.

“Tujuan diadakan Sekolah Lapang ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya cabai merah serta pengelolaan usaha tani.

Baca juga: Harga Cabai Merah dan Rawit Terus Merangkak Naik di Aceh Selatan

Baca juga: Harga Cabai Merah Naik, Dua Pemuda Sawang Ini Raup Untung Besar

Sehingga, petani dan keluarganya bisa sejahtera,” ujar Koordinator BPP Baktiya Barat Mahyuddin dalam siaran pers yang diterima Serambi, Rabu (22/6/2022).

Disebutkan, sekolah lapang tersebut akan dilaksanakan 12 kali pertemuan pada tempat berbeda yang diikuti sebanyak 25 peserta petani cabai merah.

Sekolah tersebut, kata Mahyuddin, merupakan salah satu metode penyuluhan yang paling efektif karena sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilannya dalam mengenali potensi.

Kemudian, menyusun rencana usaha identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan plus menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan.

Sehingga, usaha tani lebih efisien berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.(jaf)

Baca juga: Harga Cabai Merah di Takengon Rp 85 Ribu/Kg

Baca juga: Harga Cabai Merah di Pasar Lambaro Aceh Besar Hari Ini Capai Rp 100 Ribu/Kg, Begini Harga Bumbu Lain

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved