Berita Lhokseumawe
Obat untuk Wabah PMK Sudah Tersedia di Lhokseumawe, DKPPP Akan Distribusi ke Peternak Mulai Besok
Selama kekosongan obat, maka petugas akan mengarahkan pada peternak untuk menggunakan obat tradisional.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Saifullah
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBiNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe melalui Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan (DKPPP) dilaporkan sudah memiliki stok obat untuk ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Kota Lhokseumawe, drh Afrizal, Senin (27/6/2022), menjelaskan, untuk mengobati sapi yang terjangkit PMK, maka dibutuhkan sejumlah jenis obat. Seperi obat penurun panas, atibiotik, dan vitamin.
Jadi, saat munculnya kasus positif PMK di Kota Lhokseumawe pada Mei 2022, sempat mendapatkan bantuan obat dari Provinsi Aceh.
“Namun jumlahnya terbatas sehingga sempat sebulan lebih, stok obat kosong,” kata Afrizal.
Selama kekosongan obat, maka petugas akan mengarahkan pada peternak untuk menggunakan obat tradisional.
Jenis obat tradisional, sebut Afrizal, berupa kunyit untuk luka, lalu daun durian dan madu.
Baca juga: Hindari PMK, Hewan Meugang dan Kurban di Lhokseumawe Mulai Diperiksa
"Khusus daun durian, terlebih dahulu ditumbuk sampai halus, lalu dicampurkan air. Selanjutnya disaring, setelah itu dicampurkan madu,” urainya.
“Obat tradisional itu diminumkan kepada sapi tiga jam sekali. Biasanya, dua atau tiga kali minum sudah cukup," paparnya.
Namun, diakui Afrizal, untuk saat ini stok obat untuk PMK sudah tersedia.
"Bahkan mulai Selasa besok akan kita distribusikan ke Poskeswan yang ada di Kota Lhokseumawe," tukas dia.
Terkait jumlah stok obat, menurutnya, sudah sangat memadai.
"Kita juga akan segera dapat obat tambahan dari provinsi," pungkasnya.
Baca juga: Sapi Terjangkit PMK di Lhokseumawe Capai 913 Ekor, Satu Mati
913 ekor terjangkit PMK
Sebelumnya, sesuai data DKPPP Lhokseumawe, jumlah sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini sudah mencapai 913 ekor. Satu ekor di antaranya telah mati.