Harga Cabai
Harga Cabai Merah Kian Pedas, Sekilo di Atas 100 Ribu
Taufiq mengatakan, Selasa pagi ini, dirinya mendapat kiriman dari agen cabai merah di Brastagi, Sumut sebanyak 80 Kg, dengan harga Rp 100.000/Kg. Caba
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kalangan pedagang cabe merah di Pasar Induk Lambaro Aceh Besar menyatakan, sudah empat hari, atau mulai dari hari Sabtu (25/6) sampai Selasa (28/6), harga cabai merah, masih tetap berada di atas angka Rp 100.000/Kg, yaitu antara Rp 105.000 – Rp 108.000/Kg.
Sementara, harga bawang merah, cenderung menurun dari Rp 60.000/Kg, menjadi Rp 55.000 – Rp 45.000/Kg
“Harga cabai merah mahal, karena pasokannya sedikit, sedangkan permintaannya tetap tinggi. Sementara itu, harga bawang merah turun, setelah ada pasokan bawang merah dari Blangkejeren, Gayo Lues, ke Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar dan Al Mahirah Lamdingin, Kota banda Aceh,” kata Taufiq, salah seorang pedagang cabai merah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar kepada Serambinews.com, Selasa (28/6/2022).
Taufiq mengatakan, Selasa pagi ini, dirinya mendapat kiriman dari agen cabai merah di Brastagi, Sumut sebanyak 80 Kg, dengan harga Rp 100.000/Kg. Cabai merah yang diperoleh dari agen cabai di Brastagi itu, dijual kepada pelanggannya dengan harga Rp 105.000 – Rp 108.000/Kg.
Sebanyak 40 Kg, dari jumlah yang dikirim itu, katanya, sudah di bagi-bagi kepada rekan pedagang lainnya yang ada di Pasar Induk Lambaro, supaya pedagang lainnya bisa menjual cabai merah dengan harga yang sama yaitu Rp 105.000 – Rp 108.000/Kg.
• 25 Petani di Aceh Utara Ikuti Sekolah Lapang Budidaya Cabai Merah
Menurut Taufiq, harga cabai merah mahal, karena suplainya sedikit, permintaannya masih tetap tinggi sampai minggu keempat Juni 2022 ini. Pasokan cabai lokal, dari Aceh Besar dan Pidie, serta Blangkejeren, sedikit tidak cukup memenuhi kebutuhan lokal sekitar 1 – 2 ton/hari.
“Kebutuhan cabai merah di Pasar Induk Lambaro, banda Aceh mencapai 1000 – 2.000 Kg/hari, sementara yang masuk sekitar 500 Kg, wajar saja harganya melambung tinggi di atas angka Rp 100.000/Kg,” ujarnya.
Bawang merah, harganya pada minggu ketiga, masih Rp 60.000/Kg, setelah minggu keempat Juni, ada pasokan dari Blangkejeren, Gayo Lues, sebanyak 3 – 5 ton, ke Pasar Induk Lambaro, harga bawang merah langsung turun menjadi Rp 55.000 – Rp 45.000/Kg.
• Harga Cabai Merah Naik, Dua Pemuda Sawang Ini Raup Untung Besar
Cabai rawit dan cabai hijau sama, harganya pada minggu ketiga di atas Rp 60.000/Kg, setelah ada pasokan cabai rawit dan cabai hijau dari Blangkejeren, harganya langsung turun menjadi Rp 55.000 – Rp 45.000/Kg.
Ani, seorang ibu pemilik rumah makan mengatakan, akibat kenaikan harga cabe merah, bawang merah, cabe hijau dan cabai rawit, uang belanja harian untuk membeli kebutuhan bumbu masak rumah makan meningkat sekitar 50 – 150 persen.
Hal ini disebabkan, menurut Ani, dampak dari kenaikan harga bumbu-bumbuan, mulai minggu kedua sampai keempat Juni sebesar 50 – 100 persen. Contohnya cabai merah dari 40.000/Kg, naik menjadi di atas angka Rp 100.000/Kg, begitu juga bawang merah dari Rp 35.000/Kg, naik menjadi Rp 60.000/Kg.
Tapi bawang merah, setelah pasokan dari Blangkejeren, Gayo Lues masuk, harganya memasuki minggu terakhir bulan Juni ini, menurun. Sedangkan cabe merah, karena pasokannya sedikit, sedangkan permintaannya masih tetap tinggi, harganya tetap mahal di atas Rp 100.000/Kg.
Kabid Hortikulkura Distanbun Aceh, Ir Chairil Anwar mengatakan, harga cabe merah mahal, bukan hanya di Aceh, tapi hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Di Pulau Jawa, harga cabe merah sekarang ini Rp 75.000 – Rp 100.000/Kg. Hal ini disebabkan, pengaruh iklim yang tidak normal.
Dua minggu terjadi hujan lebat, membuat banyak lahan tanaman cabe kebanjiran, hingga membuat tanaman cabe banyak yang mati. Dua minggu kemudian, terjadi kemarau dengan suhu antara 37 – 38 derajat selsius, membuat banyak tanaman cabe merah yang mau berbuah, mati kekeringan.
Akibat Iklim yang tidak normal tadi, kata Chairil Anwar, banyak tanaman cabe petani yang mati, sehingga produksi turun, dan suplai cabe merah ke pasar ikut menurun. Sementara, pasca pandemi covid 19, permintaan cabe merah tetap tinggi, karena banyak orang melakukan pesta perkawinan dan lokasi tempat wisata kuliner, banyak dikunjungi wisatawan.