Berita Aceh Tengah
Jembatan Berawang Dewal Aceh Tengah Putus, Meunasah di Tebing Sungai Terancam Ambruk
Satu jembatan di Kampung Berawang Dewal, Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah putus dibawa air.
Laporan Romadani | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Satu jembatan di Kampung Berawang Dewal, Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah putus dibawa air.
Diketahui jembatan tersebut merupakan penghubung antar dusun di kampung tersebut.
Selain itu, jembatan itu juga sebagai alternatif masyarakat mengeluarkan hasil pertanian.
Amatan Serambinews.com, Minggu (26/6/2022), aliran sungai kecil itu kondisinya sudah tak seperti biasa.
Tanah liat berwarna kuning tampak menumpuk dan retak di pinggir aliran sungai.
Di pinggir aliran sungai terdapat satu meunasah yang tepat berada di tepi tebing, sehingga dikhawatirkan ambruk.
Baca juga: Jembatan Putus di Aceh Tengah, Masyarakat Sulit Keluarkan Produksi Tani
Kondisi meunasah itu pun tidak lagi memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam melaksanakan ibadah.
Pasalnya, meunasah setengah permanen itu tampak retak di sejumlah sisi bangunannya.
Tidak hanya itu, amatan Serambinews.com, dalam meunasah tepat di bagian lantai sudah terbelah dan posisi miring ke arah sungai.
Pada posisi bagian imam, tampak tiang penyangga sudah tidak seimbang.
Bahkan, sejumlah tiang penyangga juga mulai melengkung seakan menunggu waktu untuk ambruk.
Imam Mukim Gedung, Malik Islahuddin kepada Serambinews.com mengatakan, keadaan meunasah tersebut begitu memprihatinkan, di mana sejumlah bagian dinding dan lantai sudah banyak terjadi keretakan.
Baca juga: VIDEO Update Banjir Bandang Terjang Dua Desa di Aceh Tengah, Satu Jembatan Putus
"Keadaannya juga sudah miring, khawatir kalau hujan deras lagi meunasah ini jatuh ke bawah," terangnya.
Selain itu, Islahuddin menyampaikan, masyarakat secara swadaya membangun jembatan untuk menuju meunasah.
Sedangkan untuk membangun meunasah dan turap di pinggir sungai guna menahan tanah agar tidak longsor, masyarakat belum mampu dengan dana swadaya.
"Buah kopi belum ada, untuk makan sehari-hari aja kami susah, jadi kami tidak berani mengutip dana swadaya kepada masyarakat," terangnya.(*)