Konflik Rusia vs Ukraina

Chechnya Siapkan 4 Batalyon Baru untuk Bantu Pasukan Rusia dalam Perang di Ukraina

Batalion itu dimaksudkan untuk membantu mengisi kembali pasukan Rusia selama perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Panglima perang Chechnya Ramzan Kadyrov 

SERAMBINEWS.COM - Pasukan Chechnya terus membantu pasukan rusia dalam perang di Ukraina

Terbaru, Chechnya kembali menambah pasukan untuk membantu pasukan Vladimir Putin.

Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya dan sekutu utama Presiden Rusia Vladimir Putin, membentuk empat batalyon militer baru "dengan jumlah personel yang luar biasa".

Batalion itu dimaksudkan untuk membantu mengisi kembali pasukan Rusia selama perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Kadyrov mengatakan dalam sebuah unggahan Telegram pada Minggu (26/6/2022) bahwa empat batalyon itu bernama "Akhmat Utara," "Akhmat Selatan," "Akhmat Barat" dan "Vostok-Akhmat".

Batalyon baru itu akan dibentuk "segera" di Republik Chechnya.

"Kontingen militer hanya akan mencakup orang-orang Chechnya," kata Kadyrov di pesan tersebut, menurut terjemahan bahasa Inggris sebagaimana dilansir Newsweek pada Senin (27/6/2022), yang telah menghubungi kementerian pertahanan Rusia dan Ukraina untuk memberikan komentar.

"Mereka akan mengisi kembali komposisi pasukan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia," terangnya.

Baca juga: VIDEO Sistem Pertahanan Udara Rusia Mengalami Malfungsi Hingga Berbelok Kembali Ketempat Semula

Rusia tidak memberikan perkiraan kerugian pasukan sejak akhir Maret. Kantor berita milik negara Rusia TASS melaporkan pada saat itu bahwa seorang pejabat militer Rusia menyebutkan jumlah kematian mencapai 1.351.

Tetapi Ukraina memperkirakan pada 8 Juni bahwa Rusia telah kehilangan 31.500 tentara sejak dimulainya perang pada akhir Februari, berpotensi menempatkan Putin dalam kebutuhan untuk pasokan pasukan baru.

Michael Kimmage, seorang profesor sejarah di Universitas Katolik Amerika dan mantan anggota staf perencanaan kebijakan sekretaris di Departemen Luar Negeri, mengatakan kepada Newsweek awal Juni bahwa Rusia "memiliki masalah personel" dan kerugiannya "sangat serius."

Selain mengatakan bahwa mereka akan terdiri dari "jumlah personel yang mengesankan", Kadyrov tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang seberapa besar empat batalyon yang direncanakan.

Baca juga: Perdana Sejak 1918, Rusia Gagal Bayar Utang Pasar Internasional Akibat Sanksi Ekonomi dari Barat


Pemimpin Chechnya itu juga tidak merinci apakah rencananya untuk membentuk batalyon "segera", akan berarti itu akan tersedia dalam hitungan hari, minggu atau bulan.

Kadyrov memang mengatakan bahwa dia dan Ketua Parlemen Chechnya Magomed Daudov mengunjungi pemukiman Khankala untuk melihat sebuah bangunan yang dapat mereka konversi untuk dua batalyon.

Mereka sudah memilih lokasi potensial untuk dua kelompok pertama, katanya.

Personel militer di batalyon tersebut akan memiliki akses ke "semua kebutuhan" di fasilitas mereka, termasuk tempat tinggal, lapangan tembak dan tempat olahraga dan latihan, kata Kadyrov.

"Keinginan untuk membentuk batalyon baru dengan personel lengkap disebabkan oleh adanya perasaan yang sangat patriotik di kalangan pemuda di kawasan itu," tulis Kadyrov di pos tersebut.

"Jumlah orang yang ingin membela Tanah Air tumbuh secara eksponensial, dan tugas kami adalah memberi mereka kesempatan seperti itu."

Beberapa minggu sebelum Kadyrov mengumumkan rencana untuk membuat empat batalyon Chechnya di Telegram, dia membagikan video tak mengkhawatirkan yang menunjukkan kumpulan massa angkatan bersenjatanya.

Video tersebut juga menyertakan pidato, dengan dubbing bahasa Inggris, bagaimana dia menyampaikan tentang memastikan "perdamaian" di dunia.

 

Rudal Rusia Hantam 1.000 Orang di Mal Ukraina, 16 Tewas dan 59 Luka-luka

 

Mal Ukraina yang ramai di kota Kremenchuk, tengah negara itu, dihantam rudal Rusia yang menewaskan 16 orang, kata kepala layanan darurat pada Selasa (28/6/2022) pagi.

"Serangan Rusia hari ini di pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah salah satu aksi teroris paling berani dalam sejarah Eropa," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam siaran malamnya yang diunggah ke Telegram.

Kepala layanan darurat Sergiy Kruk mengatakan, tugas utama sekarang adalah "penyelamatan, pemindahan puing-puing, dan pemadaman kebakaran" setelah serangan terhadap mal Ukraina itu terjadi pada Senin (27/6/2022).

"Sampai saat ini, kami mengetahui 16 orang tewas dan 59 luka-luka, 25 di antaranya dirawat di rumah sakit. Informasinya sedang diperbarui," kata Kruk di Telegram.

"Semua kelompok respons bekerja dalam mode intens," lanjutnya dikutip dari AFP. "Prosesnya akan terus berlangsung."

"Saya ingin menekankan sekali lagi: jangan abaikan peringatan udara!"

Sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa lebih dari seribu warga sipil berada di mal Ukraina itu ketika rudal menghantam kota Kremenchuk yang berpenduduk 220.000 orang sebelum perang Rusia Ukraina.

"Mal terbakar, penyelamat sedang memadamkan api. Jumlah korban tidak mungkin dibayangkan," tulis Zelensky di Facebook.

Video yang dia unggah menunjukkan mal dilalap api, dengan puluhan penyelamat dan sebuah truk pemadam kebakaran berada di luar.

Layanan darurat juga menerbitkan foto yang menunjukkan pemadam kebakaran dan petugas penyelamat berusaha memindahkan puing-puing dari sisa-sisa bangunan yang membara.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, serangan ke mal Ukraina itu sengaja dilakukan bertepatan dengan jam tersibuk mal sehingga menyebabkan jumlah korban maksimum.

Baca juga: Perjuangan Nenek Jumiah Bisa Berkurban Tahun Ini, Nabung 15 Tahun untuk Beli Sapi Kurban Rp 22 Juta

Baca juga: VIRAL Ibu Ini Cuci Muka Pakai Sabun Cuci Piring, Wajahnya Seketika Glowing

Baca juga: Hendak Transaksi Ganja, Pemuda di Abdya Diringkus Polisi

Kompas.com: Chechnya Siapkan 4 Batalyon Baru untuk Rusia, Isi Lagi Pasukan Putin dalam Perang di Ukraina

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved