Bocah Piatu Dicabuli 4 Pria di Ciamis, Kasusnya Berakhir Damai, Ibu-ibu Murka Geruduk Kantor Desa

Bocah piatu berusia 11 tahun di Kabupaten Ciamis diduga dirudapaksa oleh 4 orang lelaki yang masih tetangganya.

Editor: Faisal Zamzami
tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Pencabulan 

SERAMBINEWS.COM - Bocah piatu berusia 11 tahun di Kabupaten Ciamis diduga dirudapaksa oleh 4 orang lelaki yang masih tetangganya. 

Peristiwa dugaan rudapaksa tersebut terjadi 4 bulan ke belakang di lahan persawahan yang masih berada di wilayah Desa tersebut.

Anak piatu berinisial SM ini diduga dirudapaksa oleh 4 orang berinisial D yang seorang penjaga Desa, S tukang kayu, C bapa Tiri korban dan berinisial W yang masih keluarga korban.

Kabarnya kasus rudapaksa tersebut berakhir damai.

Puluhan ibu-ibu di Ciamis, Jawa Barat yang murka menggerebek kantor desa terkait perkara kasus dugaaan rudapaksa yang berakhir damai.

Seorang ibu bernama Delis menyampaikan, ini merupakan bentuk aksi demonstrasi meminta keadilan yang menimpa terhadap bocah piatu yang diduga di rudapaksa oleh 4 orang laki-laki.

Korban yang masih berusia 11 tahun itu digilir oleh 4 pemuda di kebun kosong.

Namun kini kasusnya disebut dihentikan lantaran terduga pelaku memberikan uang damai yang diperantarai oleh kepala desa.


Mendengar hal itu, ibu-ibu pun ber unjuk rasa meminta keadilan bagi korban.

"Kemarin (terduga pelaku) sudah diambil oleh pihak kepolisian, cuma satu malamnya juga gak, tengah malamnya sudah dibebaskan lagi. Korban dikasih uang Rp 2,5 juta yang katanya islah," ujarnya kepada Tribunjabar.id disela sela aksi demonstrasi di halaman kantor desa, Rabu (29/6/2022) siang.

Tindakan aksi ini, ia bersama ibu-ibu melihat kondisi keluarga yang sudah tidak punya ibu dan kondisi ayahnya yang kurang normal.

"Ibunya sudah meninggal, bapaknya gitu agak kurang dan anaknya juga (SM) sama kurang," kata Delis.

Saat ini, bersama sejumlah puluhan  ibu-ibu lain mempertanyakan dimana keadilan hukum untuk keluarga korban?

"Dimana keadilannya, apa (4 terduga pelaku) cuman bebas begitu saja dengan uang Rp 2,5 juta, itu bisa bebas melecehkan anak yang masih dibawah umur."

"Saya dan yang lain hanya ingin keadilan berlaku sesuai hukum yang ada. Kenapa sampai islah?," katanya.

Baca juga: Aksi Bejat Tukang Becak Cabuli 2 Bocah, Beraksi di Belakang Masjid, Berdalih Sayang Anak Kecil

Ibu - Ibu yang merupakan tetangga korban rudapaksa melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Desa.
Ibu - Ibu yang merupakan tetangga korban rudapaksa melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Desa.

Kepala desa setempat, Imat Ruhimat menyampaikan, adanya aksi demonstrasi ini karena ketidaktahuan masyarakat terkait adanya dugaan pelecehan seksual.

"Yang dilakukan, oleh orang sama-sama satu Desa. Kebetulan, saya kepala Desa disini harus bisa menjelaskan kepada masyarakat supaya masyarakat bisa paham," ucapnya.

Menurutnya, yang dituntut masyarakat itu tentang hukum yang diberlakukan terhadap 4 orang terduga pelaku.

 

"Masyarakat menuntut, kenapa sih, ko tersangka sampai dibebaskan! Saya menjelaskan kepada masyarakat, intinya bahwa yang diduga pelaku oleh korban dengan saksi itu bertolak belakang. Jadi, ada beberapa hal yang mengakibatkan jadi tanda tanya bahwa benar gak sih orang ini bermasalah," kata Imat.

Sementara, Ia selaku kepala desa berharap tidak menginginkan orang yang memang tidak salah itu harus dihukum karena keterangan saksi yang belum jelas.

"Terus polisi, lebih dari 24 jam itu harus dilakukan surat pemberitahuan kepada keluarganya. Makanya, itu bukan berarti memberhentikan penyidikan, itu tidak. Tapi, islah itu posisinya supaya nanti penyidikan tetap berlanjut tetapi yang keempat terduga pelaku ini harus jelas siapa-siapanya (pelaku)," ujarnya.

Ia mengatakan, langkah yang dilakukan pihaknya sekarang ini yaitu mendorong masyarakat yang dari korban.

"Katanya, mau berkomunikasi dengan pihak kepolisian," ucap Imat.

Informasi yang diterima Tribunjabar.id, peristiwa tersebut terjadi 4 bulan ke belakang di lahan persawahan yang masih berada di wilayah desa tersebut.

Anak piatu berinisial SM ini diduga di rudapaksa oleh 4 orang berinisial D yang seorang penjaga Desa, S tukang kayu, C bapa Tiri korban dan berinisial W yang masih keluarga korban.

Rupanya, kasus tersebut sampai ke polisi. Namun sayangnya, menurut ayah korban, kasus tersebut berakhir islah.

4 terduga pelaku mulai malam Minggu sudah dipanggil oleh Polsek Banjarsari dan akhirnya melakukan islah.

"Tapi tos beres sekarang mah (sudah beres). Yang mengurus pak Kuwu di Polsek, terus Nerima uang Rp 2,5 juta

Dengan kejadian tersebut, Ia mengaku bingung dengan masa depan putrinya yang masih kecil.

"Dia, putri saya satu satunya. Umur 11 tahun masih kelas 4 SD, harusnya emang kelas 5 SD," ucap T.

Hal tersebut menyulut emosi ibu-ibu yang merupakan tetangga korban.

Ibu-ibu yang merupakan tetangga korban melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Desa.

 

Sempat Diperiksa Kesehatan Atas Dorongan Ibu-ibu

Anak piatu berusia 11 tahun di Kabupaten Ciamis diduga dirudapaksa oleh 4 orang lelaki yang masih tetangganya.

Seorang Bidan sekaligus tetangganya sempat mengecek kondisi kesehatan korban.

Bidan Tati mengatakan, korban diperiksa kesehatannya atas dasar dorongan ibu-ibu setempat setelah korban diduga dirudapaksa oleh 4 orang.

"Kan gini, saya sama SM masih tetangga dan melihat kondisi tubuh sekarang dan dulu itu beda. Awalnya saya diam, karena mungkin sekarang kondisi tubuhnya makin membesar. Sudah gitu, ibu-ibu disini pada bicara minta tolong suruh dilihat kondisi SM," ujarnya kepada sejumlah wartawan saat ditemui di rumahnya, Selasa (28/6/2022) pagi.

Karena pekerjaannya sebagai Bidan dan memeriksa, kemudian Ia mengecek kesehatan SM.

"Jadi, SM disuruh kencing dulu. Kita ingin tahu, tapi hasilnya negatif. Terus, saya kasih vitamin C," kata Tati.

Kemudian, Tati pun sempat bertanya kepada SM dengan apa yang telah dialaminya.

"Kan saya dengar digituin (rudapaksa) sama orang, terus saya bertanya ke SM, dan SM pun bicara bahwa memang digituin sama orang yang dipanggil (ke Polsek Banjarsari)," katanya.

Kalau kejadiannya katanya sudah lama, ada sekitar dua bulan ke belakang.

"Awalnya, memang saya gak tahu, tapi tahu-tahu waktu saya ke kantor ada dokter yang bicara ada tetangga saya yang jadi korban. Hasil visumnya, ada robekan (di bagian kemaluannya)."

"Saya memang gak tahu hasil visumnya, hanya mendengar dari dokter yang memeriksa SM," ucap Tati.

Tati mengaku, saat mengecek kesehatannya tidak sempat melihat kemaluannya.

"Karena saya hanya mengelihat hasil kesehatannya saja, ibu-ibu disini juga nyuruhnya gitu," ujarnya.

Kalau ada perbedaan di postur tubuh SM, menurutnya, di usianya yang masih berusia 11 menginjak 12 tahun itu mungkin sedang dimasa mau hed (menstruasi).

"Hormonnya naik, jadi badannya membesar. Tapi kan, orang lain curiganya takut hamil karena sempat digituin," ucap Ia.

Sementara Ia yang kebetulan sebagai tetangganya merasa prihatin, karena terduga pelaku hanya diselesaikan secara islah dan setelah islah keluar begitu saja dari Kantor Polisi.

"Gak enak atuh, jadi gak sesuai. Ini kalau menimpa putri saya, disentuh orang pasti kita pasang badan. Ditambah kan, kondisi keluarga korban kan seperti itu (SM hanya tinggal bersama ayahnya yang seorang pemulung dan keterbatasan mental)," ucapnya.

 

Diketahui, sebelumnya Informasi yang diterima Tribunjabar.id, peristiwa dugaan rudapaksa tersebut terjadi 4 bulan ke belakang di lahan persawahan yang masih berada di wilayah Desa tersebut.

Anak piatu berinisial SM ini diduga dirudapaksa oleh 4 orang berinisial D yang seorang penjaga Desa, S tukang kayu, C bapa Tiri korban dan berinisial W yang masih keluarga korban.

SM memiliki Ayah berinisial T (42) yang pekerjaannya hanya seorang pemulung (tukang rongsok) dengan penghasilan setiap harinya sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.

Dan T merupakan seorang ayah yang memiliki keterbatasan mental dan hanya bisa pasrah dengan kejadian tersebut. *

Baca juga: Diminta Tolong Setor ke Bank, Adik Kandung Tega Larikan Sepmor & Uang Milik Abangnya Rp 74 Juta

Baca juga: Gramedia Sahabat Sekolah Hadirkan Ragam Promo, Spesial Polo Goden Hingga Al-Qolam, Klik Link Ini

Baca juga: Liga Muslim Dunia Gelar Konferensi Pertama Ulama Asia di Kuala Lumpur, Dihadiri 1.000 Peserta

 TribunJabar.id dengan judul Ibu-ibu Ciamis Naik Pitam, Kasus Rudapaksa Bocah Piatu Sampai ke Polsek, Malah Islah, Pelaku Bebas

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved