Internasional

WHO Khawatirkan Cacar Monyet Selama Musim Haji 2022, Arab Saudi Siap Tangani Penyakit Apapun

Para  pakar kesehatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mulai menempatkan kekhawatiran atas penyakit cacar monyet dalam Musim Haji 2022 ini.

Editor: M Nur Pakar
@ReasahAlharmain
Pemandangan jamaah haji di Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. 

Strain saat ini dikatakan beredar pada kecepatan yang tidak normal, yang dapat mengubah pola kontaminasi regulernya.

Dalam keadaan seperti itu, seberapa takutkah dunia Arab terhadap virus cacar monyet?

Peningkatan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya mengkhawatirkan.

Ttetapi ancamannya dapat dikendalikan, kata Dr Abdullah Algaissi, seorang ahli virus dan asisten profesor di perguruan tinggi ilmu kedokteran di Universitas Jazan, Arab Saudi.

Dia mengatakan masih belum jelas apakah monkeypox adalah virus yang ditularkan melalui udara atau tidak.

“Sementara rute utama infeksi, kontak seksual atau kontak dengan lepuh atau ruam dari orang yang terinfeksi, ada bukti, monkeypox dapat ditularkan melalui sistem pernapasan,” ujarnya.

Yang diketahui secara pasti, kontak yang dekat dan berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi harus terjadi agar kontaminasi terjadi.

Untuk alasan yang sama, menurut Dr Gregory Poland, seorang ahli penyakit menular dan direktur Kelompok Penelitian Vaksin di Mayo Clinic, cacar monyet tidak menjadi perhatian selama musim haji mendatang.

Sementara mereka yang tinggal dengan atau memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi berada pada risiko penyakit yang lebih tinggi.

Baca juga: Turki Temukan Kasus Pertama Cacar Monyet, Pasien Langsung Diisolasi

Dia memeaskan peningkatan risiko infeksi selama haji tidak mungkin terjadi.

“Cacar monyet sebuah infeksi langka tetapi berbahaya yang mirip dengan virus cacar yang sekarang telah diberantas, tetapi tidak dapat menular," jelasnya.

Tanda-tanda infeksi cacar monyet, menurut dr Algassi, antara lain kulit seperti lecet di sekitar alat kelamin, tangan, kaki, wajah dan lengan, demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Gejalanya lebih parah untuk individu dengan gangguan kekebalan, katanya, tetapi jarang terjadi.

Dr Algassi menjelaskan wabah pertama dilaporkan pada monyet pada 1958, sebelum menjadi jelas bahwa hewan pengerat sebagai sumber infeksi.

“Virus cacar monyet adalah virus zoonosis yang biasanya ditularkan dari hewan inang ke manusia atau bahkan hewan lain, termasuk dalam famili yang lebih besar yang disebut virus cacar,” katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved