Idul Adha 2022

9 Juli 2022 Jadwal Puasa Arafah di Indonesia, di Arab Saudi Sudah Idul Adha, MUI: Puasa Tetap Sah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan, bahwa puasa arafah yang dikerjakan tanggal 9 Juli di Indonesia dinilai tetap sah, meskipun di Mekkah sudah

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
hajiplus.id
9 Juli 2022 jadwal Puasa Arafah di Indonesia, di Arab Saudi sSudah Idul Adha, MUI: Puasa tetap sah. 

SERAMBINEWS.COM - Sebagian umat muslim di Indonesia pada tahun ini akan merayakan hari raya Idul Adha 2022 berbeda dengan Arab Saudi.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 masehi jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Penetapan ini berbeda dengan pemerintah Arab Saudi yang memutuskan Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Perbedaan penetapan waktu Idul Adha ini pun berdampak pada pergeseran waktu ibadah puasa Arafah.

Seperti diketahui bersama, puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang biasa dikerjakan umat muslim sehari sebelum Idul Adha.

Waktu pengerjaan puasa Arafah bersamaan dengan saat jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah, yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Baca juga: Beda Jadwal Idul Adha Indonesia & Arab Saudi, Bolehkah Berhari Raya Ikut Waktu Makkah? Ini Kata UAS

Disamping itu, diketahui pula bahwa ada beberapa hari yang diharamkan bagi umat muslim untuk berpuasa.

Salah satunya yakni pada Hari Raya Idul Adha.

Sementara itu, pada tahun ini, terjadi perbedaan dalam perayaan Hari Raya Idul Adha di Makkah dan di Indonesia.

Sehingga, sebagian umat muslim di Indonesia yang merayakan Hari raya Idul Adha pada 10 Juli 2022, maka akan menunaikan ibadah puasa Arafah pada 9 Juli 2022.

Akan tetapi, pada tanggal 9 Juli 2022, umat muslim di Makkah sudah berhari raya.

Lalu, bagaimana dengan status puasa Arafah yang dikerjakan oleh sebagian umat muslim di Indonesia dalam kondisi perbedaan waktu ini?

Penjelasan MUI

Dalam situsnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan, bahwa puasa arafah yang dikerjakan tanggal 9 Juli di Indonesia dinilai tetap sah, meskipun di Mekkah sudah melaksanakan hari raya Idul Adha.

Baca juga: Idul Adha di Indonesia 10 Juli 2022, Arab Saudi 9 Juli,Puasa Arafah Ikut Waktu Mana? Ini Jawaban UAS

Menurut MUI, hal itu bisa terjadi karena merupakan bagian dari ijtihad yang dibenarkan oleh agama.

MUI menuliskan, dasar hukum yang digunakan adalah pendapat Syafi'iyah bahwa tempat di luar 57 kilometer dari titik Mekah tidak wajib ikut dalam penentuan waktu Idul Adha.

Untuk itu, penduduk yang berada di Indonesia bisa mengikuti ketentuan pemerintah terkait penentuan waktu Idul Adha.

"Pendapat Syafi'iyah inilah yang dianut saat ini di Indonesia karena ketentuan lebaran di Mekkah tidak diikuti sebab berbeda tempat terbitnya bulan," tulis MUI sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/7/2022).

MUI pun menyarankan agar warga bisa mengikuti keputusan pemerintah melalui Kementerian Agama.

MUI menambahkan, perbedaan penentuan waktu yang terjadi di belahan bumi lainnya adalah hal yang biasa terjadi karena ada perbedaan metode penghitungan waktu hijriah.

"Selain perbedaan metode tersebut, perbedaan kerap terjadi antara satu negara dan negara lain terutama jika standar 9 Zulhijah (9 Juli 2022) adalah terjadinya hari wukuf di Padang Arafah," dikutip website MUI, Selasa (5/7/2022).

Makkah dan Indonesia punya mathla' masing-masing

Soal perbedaan waktu Hari raya Idul Adha pada tahun ini juga sempat dibahas oleh pendakwah nasional Ustadz Abdul Somad melalui sebuah unggahan di akun Instagram resminya.

Baca juga: Ribut-ribut Perbedaan Idul Adha 1443 H dengan Arab Saudi,Pernah Terjadi Pada 2018, Ini Tanggapan UAS

Dijelaskan Ustad Abdul Somad, bahwa antara Makkah dan Indonesia memikili mathla' masing-masing.

"Makkah tu punya mathla' sendiri, Pekanbaru punya mathla' sendiri," terang dai yang akrab disapa UAS tersebut, dikutip dari unggahan di akun Instagram @ustadzabdulsomad_official.

Perbedaan ini yang membuat waktu di masing-masing negara berbeda, yang juga mempengaruhi waktu pengerjaan ibadah.

Dengan demikian, masyarakat di Indonesia tidak bisa mengikuti waktu di Makkah.

"Makkah punya syuruq sendiri, Pekanbaru punya syuruq sendiri. Tak sama," tulis Ustad Abdul Somad.

"Mana bisa kita ikut Makkah. Kalau kita di Pekanbaru ikut Makkah. Berarti shalat zhuhur kita jam 15.30 Wib," lanjutnya.

Adapun yang dimaksud dengan mathla’ yaitu saat terbitnya hilal di suatu wilayah (negara).

Mengutip laman almanhaj.or.id seiring dengan perjalanan bulan dan matahari, pergantian siang dan malam, menyebabkan perbedaan terbitnya hilal di masing-masing wilayah.

Karena perbedaan ini, maka tidak mustahil memunculkan perbedaan dalam menentukan pelaksanaan perkara-perkara ibadah, seperti puasa, hari ‘Id ataupun haji, serta aktifitas ibadah lainnya.

Lantas jika mathla' tersebut mempengaruhi waktu di masing-masing wilayah, mengapa Arab Saudi lebih dahulu merayakan Hari Raya Idul Adha daripada Indonesia?

Baca juga: Keutamaan Bulan Zulhijjah, Puasa Arafah hingga Tarwiyah, Ini Jadwalnya, Lengkap dengan Niat Puasa

Dijelaskan Ustad Abdul Somad, bahwa dasar penentuan waktu untuk mengerjakan ibadah dengan penentuan penanggalan itu berbeda.

Dasar penentuan waktu shalat, kata UAS, menggunakan waktu berdasarkan perjalanan matahari.

Sementara dasar penentuan penanggalan menggunakan hilal (bulan).

"Waktu sholat pakai waktu matahari, kita di timur lebih dulu. Kalau awal bulan tu ikut Hilal, bulan yang di barat lebih dulu,' terang UAS.

Dengan demikian, lanjutnya, ibadah puasa Arafah yang dikerjakan umat muslim di Indonesia, tetap mengikuti math'la daerah masing-masing.

"Wuquf ikut apa? Ikut tanggal 9. Tanggal 9 ikut apa? Ikut tanggal 1. Tanggal 1 ikut apa? Ikut hilal. Jadi puasa tu tanggal 9, bukan tanggal 8, bukan pulak tanggal 10. Ikut mathla' daerah masing-masing" jelasnya.

Ustad Abdul Somad juga menambahkan, pebedaan waktu perayaan Idul Adha ini bukan hanya terjadi pada zaman modern saat ini.

Perbedaan ini juga pernah terjadi pada zaman kerasulan Nabi Muhammad Saw.

"Kuraib dari Madinah ke Syam. Di Syam mereka melihat Hilal malam Jum'at. Ibnu Abbas di Madinah melihat Hilal malam Sabtu," tulis UAS.

"Syam dengan Madinah aja beda mathla', apalagi Makkah dengan Pekanbaru," sambungnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

SEPUTAR IDUL ADHA 1443 H

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved