Pojok UMKM

Sehari Dilantik, Azhari Kunjungi UKM Minyak Wangi Atsirina

Kunjungan ini, kata Azhari, untuk mengetahui kondisi para pengusaha kecil dan menengah di Aceh, pascapandemi Covid-19.

Editor: IKL
For Serambinews.com

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sehari setelah dilantik sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Azhari SAg MSi, melakukan peninjauan ke sebuah rumah industri pembuat minyak wangi Atsirina, di Jalan Perada Utama Lorong Tunggai VII Nomor 3 Gampong Lamgugob, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kunjungan ini, kata Azhari, untuk mengetahui kondisi para pengusaha kecil dan menengah di Aceh, pascapandemi Covid-19. Akibat Covid-19, ungkapnya, banyak kegiatan usaha kecil dan menengah yang bangkrut dan tutup. “Tapi ada juga unit usaha kecil dan menengah yang masih bertahan di masa pandemi. Mereka bertahan dengan cara mengurangi produksi dan waktu bekerja. Sehingga, tabungan modal usaha yang ada, tidak terkuras untuk pengeluaran biaya produksi,” ujarnya.

Salah satu unit usaha yang mampu bertahan, sebut Azhari, adalah industri minyak wangi. Makanya, usai dilantik menjadi Kadis Koperasi dan UKM Aceh, ia perlu mengunjungi industri minyak wangi tersebut. “Kunjungan ini juga untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi. Apalagi tidak semua UKM memiliki masalah yang sama,” ungkapnya.

Baca juga: Oryza Sigaret, Kretek Tembakau Hijau Gayo

Selain persoalan modal usaha, ada juga UKM yang kesulitan mendapat bahan baku, alat produksi, kemasan, pemasaran dan lainnya. “Jika sudah diketahui masalahnya, maka akan muda untuk memetakan masalahnya,” terang Azhari.

Karena itu, tambahnya, setelah diketahui masalah yang dihadapi unit usaha koperasi dan UKM, bisa mengontak unit usaha serupa yang telah suskses di daerah lain sehingga bisa mendapatkan cara mengatasi permasalahannya.

Yang penting, kata Azhari, membangun jaringan komunikasi antarlembaga dan unit usaha koperasi maupun UKM itu sangat diperlukan dan perlu kita bangun dengan baik dan berkelanjutan, agar ketika unit usaha koperasi dan UKM di Aceh menghadapi masalah dan kendalanya, UKM di daerah lai bersedia membantunya.

Nurwahidi, seorang pengusaha minyak wangi Atsirina mengatakan, pada awal ia membuka industri rumah tangga minyak wanginya, masalah yang dihadapi adalah mendapatkan bahan baku minyak atsiri, berupa minyak nilam, minyak sere dan pala, serta induk minyak wangi Luzi dari luar negeri.

Langkah pertama yang ia lakukan, adalah membangun komunikasi dengan kelompok unit usaha produsen minyak atsiri nilam, sere wangi, pala dan pemasok induk minyak wangi Luzi, yang ada di dalam negeri. Begitu juga dalam memperoleh botol kemasan minyak wangi, bagi komunikasi dengan penyalur botol kemasan minyak wangi dan kotak kemasan minyak wangi, yang ada di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Baca juga: Liazat, Kerupuk Olahan Hasil Laut

Jadi, kata Nurwahidi, apa yang disampaikan Kadis Koperasi dan UKM Aceh, membangun jaringan komunikasi pada era digitalisasi ini, sangat diperlukan. Di era serba online ini, bahan baku yang jauh, jadi terasa dekat. Karena pemasaran saat ini sudah menggunakan online.

Dalam waktu beberapa detik dan menit, dengan menggunakan hand phone yang ada di tangan, pesanan bahan baku yang dibutuhkan sudah sampai ke produsennya. Jadwal pengiriman nya juga terukur 1-3 hari, barangnya sudah tiba.

Parfum Atsirina, dibangun pada tahun 2019, dengan 10 jenis produk, yaitu Seudati, Hodopaten, Rihoen, Canden, Leuser, Saman Dance, Semsota, Island, Kakuteka dan Lasten, cepat mendapat pasar di luar, karena proses pengiriman bahan bakunya lewat pembelian online. Begitu juga penjulannya. Oleh karena itu, masyarakat yang membutuhkan produk Atsirina bisa menghubungi nomor 0852 6132 0125.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved