Kemiskinan
Penurunan Kemiskinan Aceh Dinilai Dampak Kenaikan Produksi Padi, Angka Kemiskinan Capai 21,85 Persen
Dampak dari kenaikan produksi itu, telah meningkatkan nilai tukar petani (NTP) secara umum 3,88 persen dari 103,26 persen menjadi 103,88 persen. Kenai
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Hasil Susenas BPS secara nasional bulan Maret 2022 lalu, memberitahukan bahwa jumlah penduduk miskin di Aceh bulan Maret 2022 sudah turun menjadi 14,64 persen (806.820 orang), dari sebelumnya bulan September 2021 sebesar 15,53 persen (850.260 Orang).
Penurunan jumlah penduduk miskin Aceh itu diduga pihak BPS, salah satu faktor pendukungnya, menurut hasil kerangka sampel area (KSA) terhadap produksi padi di Aceh pada bulan Maret, naik menjadi 249,190 ton atau sebesar 63,66 persen, dibandingkan September 2021 sebanyak 152.260 ton.
Dampak dari kenaikan produksi itu, telah meningkatkan nilai tukar petani (NTP) secara umum 3,88 persen dari 103,26 persen menjadi 103,88 persen. Kenaikan NTP itu juga didorong oleh peningkatan NTP pada sub sektor tanaman pangan dan perkebunan.
Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh Ir Cut Huzaimah MP yang dimintai tanggapannya mengatakan, dugaan BPS mengenai jumlah penduduk miskin di Aceh telah menurun dari 15,53 persen pada September 2021 menjadi 14,64 persen pada Maret 2022, salah satu faktornya karena meningkatnya produksi dana harga tanaman pangan dan perkebunan, masuk akal.
• Kemiskinan dan Pengemis di Nanggroe Aceh Hebat yang sedang Sekarat
Pada periode September 2021 – Maret 2022, sebut Cut Huzaimah, produktivitas hasil panen padi di Aceh mengalami kenaikan dari 5,3 ton/hektar menjadi 5,6 ton/hektar. Harga gabah juga terus berada di atas HET Pemerintah Rp 4.700 - Rp 5.300/Kg. Semenatra HET Pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) Rp 4.250 - 4.300/Kg.
Begitu juga dengan harga komoditi perkebunan, antara lain TBS sawit. Sebelum pemerintah menyetop ekspor CPO, 28 April 2022 lalu, harga TBS sawit petani di Aceh melambung tinggi Rp 2.500 – Rp 3.300/Kg. Turun kembali setelah ada kebijakan penyetopan sementara ekspor CPO, pada bulan April lalu.
• Naik Turun Kemiskinan dan Pengangguran di Aceh Selama Nova Iriansyah Jabat Plt hingga Gubernur Aceh
Kenaikan produktivitas hasil panen padi terjadi secara menyeluruh, disebabkan karena keberhasilan pengembangan berbagai jenis bibit padi berproduktivitas tinggi. Selanjutnya peningkatan masa tanam padi. Diantaranya dari tanam padi setahun sekali, naik menjadi dua kali setahun (PI 200), setalah lahan sawah tadah hujannya masuk jaringan irigasi.
Kemudian, sawah yang sudah masuk jaringan irigasi, tanam padinya naik menjadi tiga kali setahun (IP 300) dan tahun ini direncanakan ada yang sampai empat kali setahun tanam padi (IP 400).
Untuk mengajak petani mau tanam padi tiga kali setahun (PI 300), kata Cut Huzaimah, Distanbun Aceh memberikan bantuan bibit padi dan pupuk gratis kepada petaninya. Sehingga petani termotivasi untuk menanam padi setahun tiga sampai empat kali.
Petani yang sudah merasakan manfaat dari program IP 300, tanam setahun tiga kali, kata Cut Huzaimah, pada tahun berikutnya, tanpa diberikan bantuan bibit padi dan pupuk gratis, kelompok tani padi telah melakukannya secara mandiri.
Pakar Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Dr Rustam Effendi yang dimintai tanggapannya mengatakan, andalan mata pencarian masyarakat Aceh, antara lain pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan.
Mayoritas penduduk di Aceh, banyak berada di pedesaan bermata pencaharian sebagai petani, pekebun, peternak dan nelayan. Jadi kalau angka kemiskinan di pedesaan sudah menurun, maka secara kumulatif jumlah penduduk miskin di Aceh ikut menurun.
Angka kemiskinan Aceh Maret 2022 turun menjadi 14,64 persen dari September 2021 sebesar 15,53 persen, karena angka kemiskinan pedesaannya turun lumayan besar mencapai 1,17 persen dari 18,04 persen menjadi 16,87 persen. Sedangkan perkotaannya sangat rendah hanya 0,2 persen, dari 10,51 persen menjadi 10,31 persen.
Ke depan, Rustam Effendi menyarankan, jika angka kemiskinan di perkotaan, ingin turunnya besar, pertama siapkan penciptaan lapangan kerja baru, dengan menarik investor lokal, nasional dan asing menanamkan investasinya di Aceh, di berbagai Kawasan Ekonomi, seperti KEK Arun, KIA Ladong dan lainnya, termasuk pariwisata.