Kajian Islam

Singkat Banget! Inilah Doa untuk Kesembuhan, Baca 3 Doa Ini Ketika Mengobati Luka, Bisul dan Lainnya

Selain berobat kepada dokter, kita juga dianjurkan untuk berdoa saat sedang mengalami sakit atau luka yang mengenai tubuh kita.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
Pixabay.com/Chiplanay
Ilustrasi berdoa memohon kesembuhan. 

Singkat Banget! Inilah Doa untuk Kesembuhan, Baca 3 Doa Ini Ketika Mengobati Luka, Bisul dan Lainnya

SERAMBINEWS.COM - Berikut doa untuk kesembuhan, Anda bisa baca tiga doa ini untuk mengobati luka, bisul dan sebagainya.

Kecelakaan, sakit atau mengalami gangguan lain sebetulnya tidak pernah diharapkan terjadi pada manusia.

Namun selalu ada alasan hingga terjadi penurunan fungsi tubuh atau sakit, bahkan hingga menurunkan produktivitas.

Selain berobat kepada dokter, kita juga dianjurkan untuk berdoa saat sedang mengalami sakit atau luka yang mengenai tubuh kita.

Mohon doa kesembuhan pada Allah SWT kerap dilakukan bagi sebagian orang.

Untuk itu, berikut Serambinews.com sajikan doa untuk kesembuhan, Anda bisa baca tiga doa ini untuk mengobati luka, bisul dan lain sebagainya.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Pernikahan Islami, Sampaikan Doa Lewat Kata Manis untuk Pasangan yang Baru Menikah

Dilansir Serambinews.com dari laman Bimasislam.kemenag.go.id pada Kamis (21/7/2022), dalam kitab Idza’atu Hawi Al-Khairat disebutkan ketika kita hendak mengobati luka di tubuh kita, baik luka parah atau ringan, maka kita hendaknya membaca shalawat dan doa berikut:

1. Baca shalawat tiga kali

Pertama, sebelum mengobati luka baca shalawat sebanyak tiga kali.

Allaahumma shalli ‘alan nabiyyith thaahir.

Artinya : Ya Allah, berilah rahmat pada Nabi (Muhammad) yang suci.

2. Baca doa saat mengobati luka

Kedua, pada saat mengobati luka membaca doa berikut:

Yaa dzan nabtil mambuuti, mut fii badani man yamuutu, biqudratil hayyil ladzii laa yamuut.

Baca juga: Barakallah Fii Umrik, Berikut 30 Ucapan Selamat Ulang Tahun Islami, Menyentuh Hati & Mengandung Doa

Artinya : Wahai Pemilik sesuatu yang tumbuh (bisul atau lainnya) hilangkanlah apa yang ada di badanku (sesuatu) yang mestinya hilang dengan keagungan-Mu, wahai Zat Yang Maha Hidup serta Maha Kekal.

3. Baca shalawat 3 kali

Ketiga, setelah membaca doa di atas, kemudian membaca shalawat di atas sebanyak tiga kali:

Allaahumma shalli ‘alan nabiyyith thaahir.

Artinya : Ya Allah, berilah rahmat pada Nabi (Muhammad) yang suci.

Disebutkan bahwa shalawat dan doa di atas bersumber dari Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad.

Beliau berpesan pada seseorang yang kakiknya terluka yang mana para dokter dan ahli pengobatan tidak mampu mengobatinya untuk membaca bacaan berikut.

“Kami menghafal bacaan ini dan meriwayatkannya dari para pendahulu kami.”

Yaa dzan nabtil mambuuti, mut fii badani man yamûtu, biqudratil hayyil ladzii laa yamuut.

Wahai Pemilik sesuatu yang tumbuh (bisul atau lainnya) hilangkanlah apa yang ada di badanku (sesuatu) yang mestinya hilang dengan keagungan-Mu, wahai Zat Yang Maha Hidup serta Maha Kekal.

Apakah Tradisi Titip Doa pada Orang yang Sedang Berhaji Dibolehkan? Begini Penjelasannya

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia titip doa kepada seseorang yang akan pergi berhaji dan umrah.

Sebagaimana diketahui, di Mekkah maupun Madinah terdapat tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa.

Sebut saja Multazam, Arafah, Muzdalifah dan Mina, serta lainnya.

Lalu bagaimanakah hukumnya titip doa kepada seseorang yang berhaji menurut Islam? Apakah dibolehkan, atau justru dilarang?

Dikutip dari Tribunnews.com, dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr H Kholilurrohman MSI menyebut, tradisi atau kebiasaan titip doa kepada orang yang sedang berhaji itu diperbolehkan menurut hukum Islam.

Umumnya orang-orang yang akan menitipkan doa kepada jemaah haji tersebut akan menulis doanya masing-masing.

Dengan harapan pada saat jemaah haji berada di tempat-tempat mustajabah, nantinya doa tersebut akan dibacakan.

"Boleh sekali, jadi misalnya seseorang mau pergi haji. Mungkin ada bapak, ibu, atau keluarganya nulis doa."

"Nanti di tempat-tempat mustajabah, seperti Multazam, Arafah, Muzdalifah dan Mina itu (doa) dibacakan," kata Kholil dilansir tayangan Program OASE di kanal YouTube Tribunnews.com, Senin (4/7/2022).

Lebih lanjut Kholil mengungkapkan, titip doa tersebut merupakan hal yang wajar untuk dilakukan.

Pasalnya sebagai sesama muslim, memang sudah seharusnya untuk saling mendoakan.

Terlebih jika doa-doa tersebut dibacakan di tempat-tempat yang mustajabah di tanah suci.

"Itu (titip doa) wajar, kan sebaiknya sesama muslim saling mendoakan tanpa diketahui. Apalagi ini didoakan di tempat-tempat mustajabah," terang Kholil.

Kholil juga berpendapat jika titip doa ini bisa menjadi kontribusi atau timbal baik dari jemaah haji kepada orang-orang yang mendoakannya di tanah air.

"Dan itu bagus, sebagai kontribusi kita. Karena mereka sudah mendoakan kita di tanah suci agar bisa sehat pulang kembali ke tanah air dan mebawa Haji Mabrur. Timbal balik kita adalah mendoakan mereka dari tempat-tempat yang mustajabah," pungkasnya.

Waktu Wukuf Jatuh Hari Jumat, Ibadah Haji 2022 Merupakan Haji Akbar

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, musim haji 2022 menjadi sangat istimewa.

Ini karena pelaksanaan wukuf, yang menjadi inti ibadah haji (pembeda haji dan umroh), yakni 9 Dzulhijjah, tahun ini jatuh tepat pada hari Jumat.

Sebagaimana diketahui, Jumat merupakan hari istimewa bagi umat Islam.

Karena wukuf tepat hari Jumat inilah, banyak yang mengatakan ibadah haji 2022 merupakan haji akbar.

Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Nasrullah Jasam mengatakan, jatuhnya puncak haji atau wukuf Arafah pada Hari Jumat, memang banyak dinantikan umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.

"Menjadi istimewa karena hari Jumat itu sebagai Sayyidul Ayyam atau pemimpin hari-hari lainnya sehingga di situ banyak berkumpul kebaikan," katanya.

Pelaksana Seksi Bimbingan Ibadah (Bimbad) Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH), Prof Aswadi menyebut para ahli tafsir beda pendapat soal arti haji akbar.

Ada ulama yang menyebut haji akbar bila waktu wukuf (9 Dzulhijah) tepat di hari Jumat, tapi sebagian ulama menyebut haji akbar adalah bila hari Idul Adha (10 Dzulhijah) yang tepat hari Jumat.

"Yang menyatakan pas wukuf karena dalil al hajju arafah (haji adalah Arafah). Sementara yang menganggap saat Idul Adha karena di hari itu seluruh prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) ada di dalamnya," kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

BACA BERITA LAINNYA TENTANG KAJIAN ISLAM DI SINI

Sederet Berkah Citayam Fashion Week, Bonge Cs & Jeje Slebew di Ambang Popularitas dan Cuan

Ini Tanggapan Ombudsman Aceh terkait Pembatalan SK Mutasi Pejabat Pemko Lhokseumawe

Data Corona di Lhokseumawe, Ini Jumlah Kasus Positif Covid-19 Sejak Awal Pandemi Sampai Akhir 2021

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved