Opini
Mendidik Anak Menuju Gerbang Kesuksesan
SEJARAH Hari Anak Nasional berawal dari gagasan mantan presiden RI ke-2 (Soeharto), yang melihat anak-anak sebagai aset kemajuan bangsa

OLEH Dr MURNI SPdI MPd, Sekretaris Umum Lembaga Pemantau Pendidikan Aceh (LP2A)
SEJARAH Hari Anak Nasional berawal dari gagasan mantan presiden RI ke-2 (Soeharto), yang melihat anak-anak sebagai aset kemajuan bangsa, sehingga sejak tahun 1984 berdasarkan Keputusan Presiden RI No 44 tahun 1984, ditetapkan setiap tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional (HAN).
Kegiatan Hari Anak Nasional dilaksanakan mulai dari tingkat pusat hingga daerah.
Untuk menunjang Kesejahteraan anak serta melindungi hak-hak anak secara hukum dan perundangan, dalam UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang memuat berbagai ketentuan mengenai masalah anak di Indonesia.
Instruksi Presiden No.2 tahun 1989 telah ditetapkan tentang Pembinaan Kesejahteraan Anak sebagai landasan hukum terciptanya DaSAWarsa Anak Indonesia 1 pada tahun 1986 - 1996 dan DaSAWarsa Anak II pada tahun 1996 - 2006.
Dibentuknya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai institusi independen guna melakukan pengawasan pelaksanaan upaya perlindungan anak yang dilakukan oleh institusi negara serta melakukan investigasi terhadap pelanggaran hak anak yang dilakukan negara.
KPAI juga dapat memberikan saran dan masukkan secara langsung ke Presiden tentang berbagai upaya yang perlu dilakukan berkaitan dengan perlindungan anak.
Dalam Kitab Ihyaa Ulumuddin Al-Ghazali menjelaskan konsep pendidikan akhlak pada anak adalah sebagai berikut: Pertama akhlak anak terhadap Allah.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa seorang anak yang telah mencapai usia tamyiz hendaknya tidak dibiarkan meninggalkan shalat.
Orang tua harus membiasakan anaknya untuk beribadah, seperti shalat, berdoa, berpuasa di bulan Ramadhan dan lain-lain, sehingga secara berangsur-angsur tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut, kemudian dengan sendirinya anak akan terdorong untuk melakukannya tanpa ada paksaan.
Kedua, akhlak anak terhadap orang tua.
Baca juga: Sekda Terharu Mendengar Perjuangan Guru dan Orang Tua Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus di Sabang
Baca juga: Tips Mendidik Anak, Kak Seto: Generasi Muda Perlu Pengelolaan Emosi Agar Terhindar dari Depresi
Seorang anak harus dididik untuk selalu taat kepada kedua orang tua, gurunya serta bertanggung jawab atas pendidikannya.
Dan hendaklah anak menghormati siapa saja yang lebih tua dari padanya supaya anak senantiasa bersikap sopan dan tidak bercanda atau bersenda gurau di hadapan mereka.
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan perlunya menerapkan hukuman dan hadiah.
Apabila seorang anak berkelakuan baik dan melakukan perbuatan terpuji, hendaknya ia diberi hadiah dan dipuji di depan orang banyak.