Sempat Menangis, Terungkap Brigadir J di Antara Bayang-bayang Ancaman Pembunuhan Sejak Juni
Sempat menangis, terungkap Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di antara bayang-bayang ancaman pembunuhan sejak Juni lalu.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Sempat menangis, terungkap Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di antara bayang-bayang ancaman pembunuhan sejak Juni lalu.
SERAMBINEWS.COM - Sempat menangis, terungkap Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di antara bayang-bayang ancaman pembunuhan sejak Juni lalu.
Hal itu diungkap berdasarkan pemeriksaan rekaman jejak elektronik sebagaimana yang disampaikan pengacara keluarga Brigadir J.
Diketahui kasus polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam (nonaktif) Irjen Ferdy Sambo ditengarai sejumlah kejanggalan.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Brigadir J, Polri Pastikan Belum Ada Tersangka
Dari awalnya dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawati, istri Irjen Sambo, serta tembak menembak antara Richard Eliezer Pudihang Lumliu alias Bharada E yang menewaskan Brigadir J.
Kini muncul dugaan pembunuhan berencana hingga tempat tewas yang berpotensi bukan di rumah dinas Irjen Sambo, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pengacara Keluarga Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak dalam konferensi pers beberapa waktu lalu menyampaikan dugaan tewasnya Brigadir J di antara Magelang-Jakarta.
Baca juga: Pengacara Sebut Brigadir J Dapat Ancaman Pembunuhan Terakhir di Magelang, Bila Naik ke Atas Dihabisi
Sementara mengenai pemeriksaan jejak elektronik, pengacara keluarga menyampaikan bahwa Brigadir J mendapat ancaman pembunuhan sejak Juni 2022.
"Kami sudah menemukan jejak digital dugaan pembunuhan berencana," kata Pengacara Keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak dikutip dari YouTube Tribunnews, Sabtu (23/7/2022).
"Artinya sudah ada rekaman elektronik di mana almarhum sangking takutnya di bulan Juni 2022, dia sampai menangis," tambahnya.
Baca juga: Prarekonstruksi Kasus Brigadir J Tanpa Bharada E, Ferdy Sambo dan Istri, Polri Ungkap Alasannya
Masih berdasarkan rekaman elektronik (jejak digital), ancaman pembunuhan Brigadir J terus berlanjut hingga H-1 dinyatakan tewas pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Ancaman pembunuhan itu berlanjut terus hingga satu hari menjelang pembantaian," tambahnya.
Baca juga: Kuasa Hukum Klaim Sudah Ada Tersangka yang Mengaku Pembunuh Brigadir J, Polri: Tanyakan Saja ke Dia
Kilas Balik Kasus Polisi Tembak Polisi
Menurut keterangan Mabes Polri, Brigadir J tewas ditembak Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).
Ia ditembak sekitar pukul 17.00 WIB sore.
Keterangan tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri pada Senin (11/7/2022).
Baca juga: Kasus Penembakan Brigadir J, Video Lawas Ferdy Sambo soal Oknum yang Coreng Institusi Polri Viral
Menurut penjelasan kepolisian, Brigadir J tewas usai saling tembak karena diduga ingin melecehkan Putri Candrawathi, istri Irjen Sambo saat sedang beristirahat di kamarnya.
Masih menurut penjelasan polisi, Brigadir J melepaskan tujuh tembakan menggunakan pistol HS-9 tanpa ada satu pun yang mengenai target.
Sementara Bharada E melepas lima tembakan menggunakan Glock 17 dengan empat di antaranya mengenai sasaran hingga Brigadir J tewas.
Baca juga: Kasus Brigadir J Naik ke Penyidikan, Tersangka Pembunuhan Masih Misteri
Jenazah Brigadir J kemudian dipulangkan ke Jambi untuk dimakamkan oleh pihak keluarga.
Kasus tersebut menjadi panjang karena temuan sejumlah kejanggalan, baik dari pihak keluarga maupun publik.
Kini proses penyelidikan tewasnya Brigadir J tewas masih terus bergulir.
Baca juga: Pakaian Terakhir Dipakai Brigadir J Saat Peristiwa di TKP Sudah ke Labfor, Semua Sudah Diperiksa
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk penyelidikan kasus tewasnya Brigadir J.
Sementara Komnas HAM yang sebelumnya diminta bergabung dengan tim khusus bentukan Polri, memilih untuk memisahkan diri melakukan penyelidikan secara independen.
Baca juga: Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J, Polri Sebut Libatkan 7 Dokter Forensik dari Eksternal
Sejumlah Kejanggalan Tewasnya Brigadir J
Kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J ditengarai panen janggal.
Mulai dari rentang waktu pengungkapan ke publik, peretasan ponsel keluarga hingga CCTV dan keterangan yang berubah-ubah.
Baca juga: Bareskrim Polri Naikkan Kasus Dugaan Pembunuhan Berencana Brigadir J ke Tahap Penyidikan
Keluarga yang menangkap sisi janggal itu kemudian angkat bicara.
Melalui Pengacara Kamaruddin Simanjuntak, pihak keluarga melaporkan balik kasus tersebut ke Bareskrim Polri.
Dugaan pembunuhan berencana itu kemudian semakin menguat. Imbasnya, tiga pejabat di Polri dinonaktifkan sementara karena kasus ini.
Baca juga: FAKTA BARU, Brigadir J Pernah Mengirim Foto Bharada E untuk Keluarga, Kini Keberadaanya Misterius
Mereka yang dinonaktifkan yakni Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada Senin (18/7/2022).
Menyusul Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto turut dinonaktifkan pada hari yang sama, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Inilah Sosok yang Diduga Bharada E Penembak Brigadir J, Identitasnya Terungkap
Tiga perwira tinggi dan menengah itu dinonaktifkan langsung oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kini, kasus polisi tembak polisi ini naik dari penyelidikan menjadi penyidikan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Jasad Brigadir J akan diautopsi ulang pada Rabu (27/7/2022) mendatang.
Baca juga: Bukti Baru Kematian Brigadir J: Polri Temukan CCTV, Kuasa Hukum Sebut Leher Dijerat dan Kuku Dicabut
Demikian kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J, terungkap Yoshua di antara bayang-bayang pembunuhan sejak Juni lalu.
Sempat menangis dalam jejak rekaman elektronik sebagaimana diungkap pengacara keluarga. Bagaimana selanjutnya?
(Serambinews.com/Sara Masroni)