Info Aceh Tengah

Lepat Gantung Diusul Jadi Warisan Budaya Tak Benda dari Gayo, Makanan Ini Bertahan Hingga Setahun

Hal ini disampaikan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, di hadapan warga Gayo Jabodetabek dalam acara Gelar Budaya Gayo di Gedung Perpustakaan Nasio

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/MAHYADI
Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar dipesijuk saat mengikuti acara penutupan Diklat Calon Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, Takengon, Selasa (28/12/2021). 

Hal ini disampaikan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, di hadapan warga Gayo Jabodetabek dalam acara Gelar Budaya Gayo di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/7/2022).

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mengusulkan karya budaya lepat gantung sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia  (WBTB) Indonesia 2022.

Hal ini disampaikan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, di hadapan warga Gayo Jabodetabek dalam acara Gelar Budaya Gayo di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/7/2022).

Hadir dalam kesempatan itu Direktur Perlindungan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek, Irini Dewi Wanti, Pj Gubernur Aceh diwakili Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal.

“Kami sudah ajukan lepat gantung sebagai warisan budaya tak benda 2022 ini,” sambung Bupati Shabela Abubakar.

Bupati Shabela menjelaskan, lepat gantung merupakan karya intelektual masyarakat Gayo. 

Makanan terbuat dari tepung beras dan campuran gula aren dan beberapa bahan lainnya itu ternyata bisa tahan sampai setahun.

Baca juga: Kenikmatan ‘Asam Jing’, Makanan Khas Gayo

“Lepat gantung ini tahan sampai setahun. Tidak lapuk, dan nanti bisa dimakan dengan cara menggoreng,” katanya.

Lepat gantung adalah rangkaian “tandan” lepat yang digantung di dapur orang Gayo atau bagian tertentu dalam rumah.

Tradisi “lepat gantung” ini banyak dilakukan untuk membuat lepat tahan lama.

Jika pemerintah menyetujui usulan Bupati Aceh Tengah mencatatkan “lepat gantung” sebagai WBTB Indonesia 2022, maka akan melengkapi WBTB asal Gayo yang sudah dicatatkan sebelumnya, yakni, Didong, Kerawang Gayo, Keni Gayo, Guel, Sining, Saman, Bines, Gutel, dan Pacu Kude.

Menanggapi hal itu, Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Irini Dewi Wanti mengatakan, bahwa Tanah Gayo termasuk salah satu daerah di Indonesia yang banyak menyumbangkan WBTB.

Baca juga: VIDEO Peringati HUT Aceh Tengah, Lomba Tari Kreasi dan Didong Meriahkan Himpersya Fair 2022

“Sampai sekarang sudah tercatat sembilan karya budaya dari Tanah Gayo yang sudah dicatatkan sebagai WBTB Indonesia.

Ditambah Saman jadi warisan budaya tak benda dunia oleh Unesco,” kata Irini.

Ia menyampaikan agar karya budaya Gayo yang sudah masuk dalam WBTB bisa dirawat dan dikembangkan dengan melibatkan komunitas, para maestro, dan pemerintah daerah.

“Kita harus jaga dan kembangkan ekosistemnya, sehingga karya budaya itu juga memberi dampak ekonomi kepada masyarakat,” ujar Irini Dewi Wanti. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved