Pojok UMKM
Pendampingan KUR Dorong Usaha Rumahan
Untuk omzet, aku Ayu Maulida, terus bergerak naik dari Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta/bulan.
SERAMBINEWS, BANDA ACEH - Program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh pemerintah melalui perbankan, membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Seperti yang dirasakan Ayu Maulida, perajin jilbab dan baju gamis rumahan.
Setelah mendapat bantuan KUR dari Bank Syariah Indonesia (BSI) atas pendampingan KUR yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Aceh, dua tahun lalu, usahanya jadi besar.
Bantuan KUR yang diterimanya dua tahun lalu tidak begitu besar, hanya senilai Rp 25 juta. Tapi, berkat keahliannya mengelola dana KUR itu, omzet terus bertambah sehingga memotivasinya untuk pindah berjualan dari rumahnya yang berada di Lorong Perdamaian Gampong Batoh, ke pertokoan di Jalan Angsa Gampong Batoh.
Baca juga: Ci Rasa Brownies, Oleh-oleh dari Abdya
Dikatakan, jika ia tetap berjualan di rumah, jumlah pembelinya tidak banyak. Harga jilbab yang dijualnya juga cukup terjangkau, Rp 90.000-Rp 165.000/ lembar. Jilbab produknya terbuat dari kain lembut dan disukai remaja putri, wanita kantoran dan ibu rumah tangga. “Sementara untuk baju gamis harganya juga terjangkau, Rp 130.000-Rp 250.000/lembar,” katanya.
Untuk omzet, aku Ayu Maulida, terus bergerak naik dari Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta/bulan. “Untuk ukuran usaha mikro dan kecil, omzet sebesar itu mampu mencicil KUR yang saya ambil tahun 2021 lalu,” ujarnya.
Produk jilbab dan gamis Ayu Maulida, diberi nama brand produk LOQ, dengan kepanjangan Lovelly To Queen. Anda yang ingin mengetahui lebih jauh jenis-jenis produk jilbab dan baju gamis LOQ, bisa membukanya melalui instagram @lovellytoqueen.log8 atau melalui Hand Phone 0813 8036 2972.
Pendamping KUR dari Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Yulia Velayyati SE AK mengatakan, ia sudah bekerja sebagai pendamping KUR dari Dinas Koperasi dan UKM Aceh, tahun 2018 sampai 2022 sekarang ini, sudah berjalan empat tahun. Menjadi pendamping dana KUR, banyak suka dan dukanya.
Baca juga: Oryza Sigaret, Kretek Tembakau Hijau Gayo
Dukanya, ungkap Yulia, mengajar orang yang belum mengenal atau mengetahui tata cara pinjam uang di bank, berulang kali, harus banyak sabarnya. Sedangkan sukanya, banyak beribadah, membantu orang yang kekurangan modal usaha, untuk mendapatkan tambahan modal usaha dari KUR BSI.
Bila penerima KUR nya menyatakan, usahanya sudah berkembang dan naik kelas, kata Yulia, hal itu menjadi kepuasan batiniah baginya sebagai pendamping KUR. Sejak jadi pendamping KUR pada tahun 2021 lalu sampai kini, sebut Yulia, sudah membantu sekitar 350 pelaku UMKM di Banda Aceh untuk bisa mendapat KUR BSI. “Nilai pinjaman KUR dari 350 debitur itu, kalau dihitung-hitung jumlahnya ada sekitar Rp 3 miliar,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Azhari SAg MSi yang didampingi Kasi Pelayanan Informasi dan Usaha PLUT UMKM Andri Sufrianzah mengatakan, pemberian pendampingan KUR bagi UMKM adalah sebagai upaya kita untuk mengimplementasikan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dalam pasal 7 dan 8 nya mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi aspek pendaaan.
Kebijkan pendanaan tersebut ditujukan untuk memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi UMKM pada pinjaman bank/non bank, memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya, memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan dan membantu UMKM mendapatakan pembiayaan dan jasa/produk keuangan dengan jaminan pemerintah.
“Dengan adanya pendampingan KUR bagi UMKM, jumlah pelaku UMKM yang sudah berjalan dan belum pernah ambil kredit di bank, yang mengelami kesulitan untuk mendapatkan tambahan modal usaha, melalui pendampingan KUR oleh Dinas Koperasi dan UKM Aceh, setelah memenuhi persyaratan yang mudah, pelaku UMKM nya bisa dengan mudah mendapatkan KUR BSI yang telah dialokasikan untuk daerah ini,” ujar Azhari.
Jumlah pendamping KUR dari Dinas Koperasi dan UKM Aceh, seluruh Aceh, sebut Azhari, sekitar 25 orang. Jumlah ini, memang belum memadai. Tapi, menurut Kadiskop dan UKM Aceh itu, jika semua pendamping KUR Dinas Koperasi dan UKM Aceh, bekerja maksimal di daerah, ribuan UMKM yang kesulitan mendapatkan tambahan modal usaha, melalui KUR BSI yang jasa bagi hasil pinjamannya hanya sebesar 6 persen/tahun, ia bisa dengan mudah untuk mendapatkannya.(*)
