Internasional
Puing-Puing Roket Stasiun Angkasa China, Sebagian Jatuh di Perairan Provinsi Palawan, Filipina
Sebagian puing-puing roket stasiun ruang angkasa baru China dilaporkan jatuh di perairan Filipina.
SERAMBINEWS.COM, MANILA - Sebagian puing-puing roket stasiun ruang angkasa baru China dilaporkan jatuh di perairan Filipina.
Tidak ada kerusakan yang dilaporkan di wilayah Filipina barat, kata seorang pejabat Filipina, Senin (1/8/2022).
Pejabat Badan Antariksa Filipina Marc Talampas mengatakan puing-puing roket, mungkin telah jatuh ke perairan laut di Provinsi Palawan.
“Kami sedang memantau situasi dan juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk waspada," ujarnya.
"Masyarakat harus menghindari kontak dengan puing-puing yang diduga mengambang dan segera melaporkan kepada pihak berwenang setempat,” kata Talampas kepada The Associated Press (AP).
Badan Antariksa Berawak China pada Minggu (31/7/2022) melaporkan sebagian besar tahap akhir roket Long March-5B terbakar setelah memasuki atmosfer.
Baca juga: Sultan Al-Neyadi Jadi Astronot Pertama Arab Masuk Misi Enam Bulan di Stasiun Luar Angkasa
Dikatakan booster akan dibiarkan jatuh tanpa arah.
Pengumuman agensi China tidak memberikan rincian apakah puing-puing yang tersisa jatuh di darat atau laut.
Tetapi mengatakan area pendaratan berada di 119 derajat bujur timur dan 9,1 derajat lintang utara, berarti perairan tenggara ibu kota Palawan, Puerto Princesa.
Badan Antariksa Filipina tidak menerima pemberitahuan apa pun dari mitranya di China tentang puing-puing roket.
China telah menghadapi kritik karena membiarkan tahap roket jatuh ke Bumi tidak terkendali dua kali sebelumnya.
NASA menuduh Beijing tahun lalu gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab mengenai puing-puing luar angkasa mereka setelah bagian dari roket China mendarat di Samudra Hindia.
Baca juga: Tes Penguat Starship Terbaru SpaceX Berakhir dengan Ledakan Keras di Texas
Stasiun luar angkasa pertama negara itu, Tiangong-1, jatuh ke Samudra Pasifik pada 2016 setelah Beijing mengonfirmasi kehilangan kendali.
Sebuah roket seberat 18 ton jatuh tak terkendali pada Mei 2020.
China juga menghadapi kritik setelah menggunakan rudal untuk menghancurkan salah satu satelit cuaca yang tidak berfungsi pada 2007.