Internasional
Uskup Agung Lebanon Boyong Uang Tunai Rp 6,8 Miliar dari Israel, Berubah Jadi Pertikaian Politik
Seorang Uskup Agung Lebanon telah menjadi pemicu pertikaian politik dan sektarian di L ebanon.
Perbatasan tetap ditutup, meskipun beberapa pejabat tinggi Kristen Lebanon memiliki izin untuk menyeberang sesekali untuk mengunjungi kawanan mereka di Israel, Palestina dan Jordania.
Pada 20 Juli 2022, agen perbatasan Lebanon menahan el-Hajj selama delapan jam setelah kembali dari Israel dengan 20 koper obat-obatan dan uang tunai.
El-Hajj mengatakan mengirimkan uang dan bantuan dari orang-orang Kristen Lebanon di Israel utara kepada kerabat mereka di negara yang kekurangan uang itu.
Agen menyita uang, obat-obatan, ponsel el-Hajj dan paspor.
Baca juga: Panglima Militer Lebanon Akan Sikat Habis Pengacau Negara
Pejabat Hizbullah melihat tindakan el-Hajj sebagai normalisasi dengan Israel.
Bahkan, menuduhnya mengirimkan uang ke Lebanon yang berafiliasi dengan milisi yang pernah berperang bersama Israel.
Ribuan orang Lebanon pindah ke Israel setelah mengakhiri pendudukan 18 tahun di bagian selatan Lebanon pada tahun 2000.
Banyak dari mereka yang melarikan diri ke Israel terkait dengan milisi utama pro-Israel di wilayah tersebut,
Tentara Lebanon Selatan, yang runtuh setelah Pasukan Israel mundur.
Kasus ini bisa memiliki implikasi politik yang lebih luas.
Negara ini selama berbulan-bulan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi penuh dan diperkirakan akan mengadakan pemilihan presiden sebelum akhir Oktober 2021.
Di bawah sistem pembagian kekuasaan sektarian Lebanon, presidennya harus selalu seorang Maronit.
Presiden petahana Michel Aoun merupakan sekutu Hizbullah.
Tetapi kritik patriark Maronit yang semakin vokal terhadap Hizbullah menunjukkan tidak ada jaminan presiden berikutnya akan melanjutkan aliansi dengan milisi.
Baca juga: Lebanon Penuhi Tuntutan Pegawai, Bantuan Setara Gaji Penuh, Tak Hadir 15 Hari Dianggap Mundur
Parlemen Lebanon pernah memiliki mayoritas yang jelas untuk Hizbullah dan sekutu-sekutunya.
Tetapi sejak pemilihan umum pada Mei 2022, parlemen Lebanon sekarang bersaing ketat dengan beberapa penentangnya yang paling gigih, terutama partai Pasukan Kristen Lebanon .
Sebagian besar anggota parlemen Kristen dan legislator dari sekte lain yang menentang Hizbullah berunjuk rasa untuk mendukung uskup agung dan gereja Maronit.