Migas
Jurusan Migas Masuk SMK, BPMA dan Disdik Teken MoU
Alhudri mengatakan, dengan mengandeng BPMA pihaknya berharap bisa segera mewujudkan jurusan migas pada sekolah kejuruan di Aceh. Kerja sama itu untuk
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh menandatangani MoU kerja sama dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Rabu (3/8/2022) di aula Hotel Jeumpa, SMKN 3 Banda Aceh.
Lewat MoU itu Disdik Aceh ingin membuka jurusan minyak dan gas (migas) pada tingkat SMK di Aceh.
MoU itu diteken oleh Drs Alhudri MM selaku Kepala Dinas Pendidikan Aceh dan T Mohamad Faisal selaku Ketua BPMA yang didifasilitasi oleh Ketua YARA, Safarudin.
Alhudri mengatakan, dengan mengandeng BPMA pihaknya berharap bisa segera mewujudkan jurusan migas pada sekolah kejuruan di Aceh. Kerja sama itu untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil di bidang migas pada masa depan.
• Seluruh Asset Medco Energi Raih KPI SCM Award dari SKK Migas
“Saya pikir ini sangat penting supaya nanti masa depan anak-anak Aceh ini betul-betul bisa menjadi tenaga kerja yang berkualitas. Itu yang sangat kita harapkan dari kerja sama ini, itu lembaganya harus kita buat,” ujar Alhudri.
Katanya, untuk saat ini Aceh sudah memiliki dua SMK migas dan dua SMK pertambangan yang tersebar di beberapa daerah di Aceh. Nah, kedepan akan terus dikembangkan dan digodok kembali.
Dalam realisasinya, kata Alhudri, BPMA diharapkan memperkuat lembaga sekolah tersebut, misalnya dengan memberi dukungan tenaga pengajar yang berkompeten di bidang eksploitasi dan eksplorasi migas. Sebab, BPMA memiliki banyak tenaga yang berkompeten.
• Lampaui Target, Produksi Migas Aceh Capai 21 Ribu Barel Periode Januari Hingga Juni 2022
Selanjutnya, siswa-siswa SMK migas harus mendapat kesempatan untuk praktek atau magang di perusahaan-perusahaan migas yang berada di bawah naungan BPMA.
“Yang terakhir, itu yang saya mohonkan tadi, anak-anak Aceh lulusan SMK migas ini nanti bisa diberi kesempatan berkarir di sektor migas, dengan masuk ke BPMA atau perusahaan migas,” ujar Alhudri.
Sementara itu Kepala BPMA, T Mohamad Faisal mengatakan, melalui MoU itu, ada tiga hal pokok yang bisa dibantu oleh BPMA. Pertama memberi transfer ilmu dari pekerja profesional migas kepada siswa-siswi SMK.
“Nanti mereka bisa memberi pengalaman-pengalaman tentang bagaimana saat mereka bekerja di lapangan migas. Tentu belajar secara text book dengan pengalaman di lapangan sangat berbeda,” ujarnya.
Selanjutnya, setelah lulus SMK mereka diberi kesempatan magang. Hal itu supaya mereka merasakan langsung atmosfer di dunia migas. Bahkan tak menutup kemungkinan mereka bisa direkrut ke dunia kerja tersebut.
Katanya, saat ini perusahaan-perusahaan migas memang sedang gencar dalam pencarian sumber migas di Aceh atau eksplorasi. Dalam tahap ini kebutuhan tenaga kerja memang masih minim. Namun, jika nanti sudah tahap produksi atau eksploitasi, maka kebutuhan tenaga kerja akan mencapai ribuan. Kesempatan inilah yang harus direbut oleh anak-anak Aceh kedepannya.
Di sisi lain, pengamat ekonomi yang juga tim kerja Pj Gubernur Aceh, Prof Dr Mukhlis Yunus MM menyampaikan MoU kedua lembaga ini sangat tepat dan sudah waktunya. Ia mengapresiasi langkah Disdik Aceh yang merespon akan kebutuhan tenaga migas asli anak-anak Aceh.