Mihrab

Islam Menjunjung Tinggi Kebersihan

ULAMA terdahulu dalam menulis kitab-kitab fiqih, sistematika dalam karyanya dibagi menjadi empat pokok pembahasan utama, yaitu mengenai ibadah

Editor: bakri
Headshot Serambi on TV
TGK SAIFUL HADI, Pengurus ISAD 

Sementara yang terjadi dewasa ini ditempat-tempat ibadah, baik mesjid maupun musallah, air terbuang begitu saja setelah dipakai untuk berwudhu.

Padahal jika mengacu pada konsep daur ulang air mustakmal tadi maka sangat menghemat penggunaan air.

Kenyataan ini sebenarnya juga tidak terlepas dari desain tempat wudhu yang memang belum terintegrasi dengan sarana daur ulang air, sehingga air bekas wudhu menjadi terbuang sia-sia.

Kriteria kedua menurut Tgk Saiful adalah masjid yang ramah lingkungan.

Ia mengatakan, desain masjid masa depan sudah seharusnya tidak sekedar fokus pada keindahan bentuk saja, akan tetapi juga memperioritaskan sarana bersuci agar tercipta sarana sanitasi yang suci dan bersih sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

“Kesucian adalah syarat utama terhadap sah atau tidaknya ibadah shalat, sebab shalat merupakan ibadah yang paling utama,” ungkapnya.

Ia mengatakan, untuk mencapai konsep tersebut, seorang arsitek tidak hanya dituntut agar paham dalam hal desain, namun juga harus punya pemahaman tentang masalah fiqih.

“Atau setidak-tidaknya berkonsultasi dengan yang berkompeten dibidangnya,” terang Laboran Prodi Arsitektur UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini Selain itu, kata dia, masjid haruslah ramah bagi seluruh lapisan masyarakat, baik itu orang tua maupun muda, yang sehat serta sebaliknya, sehingga masjid benar-benarnya menjadi rumah yang nyaman bagi setiap muslim. (ar)

Baca juga: Jadi Daerah Wisata, Sekda Ajak Warga Singkil Jaga Kebersihan

Baca juga: Kisah Sang Ayah Tetap Bekerja Jadi Tukang Kebersihan di Tengah Pandemi Covid-19

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved