Internasional
Komandan Kedua Jihad Islam Tewas, Ratusan Roket dari Jalur Gaza Kembali Ditembakkan ke Israel
Israel mengatakan telah membunuh seorang komandan senior Jihad Islam di sebuah kamp pengungsi Gaza yang ramai.
SERAMBINEWS.COM, KOTA GAZA - Israel mengatakan telah membunuh seorang komandan senior Jihad Islam di sebuah kamp pengungsi Gaza yang ramai.
Serangan kedua yang ditargetkan sejak meluncurkan serangan militer berisiko tinggi terhadap kelompok pejuang tepat sebelum akhir pekan ini.
Kelompok Jihad Islam yang didukung Iran telah menembakkan ratusan roket ke Israel sebagai tanggapan serangan udara Israel dengan menewaskan dua komandannya.
Dilansir AFP, Minggu (7/8/2022), serangan dari kedua belah itu risiko berubah menjadi perang penuh.
Kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza, yang berperang 11 hari dengan Israel pada Mei 2021, tampaknya tetap berada di tempat.
Hamas mungkin khawatir akan pembalasan Israel dan membatalkan bantuan ekonomi dari Israel, termasuk izin kerja untuk ribuan penduduk Jalur Gaza.
Baca juga: Komandan Jihad Islam di Jalur Gaza Utara Tewas, Sempat Gantikan Korban Serangan Udara 2019
Komandan Jihad Islam, Khaled Mansour, tewas dalam serangan udara di sebuah gedung apartemen di kamp pengungsi Rafah di Gaza selatan pada Sabtu (6/8/2022) malam.
Dua pejuang lainnya dan lima warga sipil juga tewas dalam serangan itu.
Sehingga jumlah korban tewas di pihak Palestina menjadi 31 orang sejak dimulainya serangan Israel pada hari Jumat (5/8/2022).
Di antara yang tewas, termasuk enam anak-anak dan empat wanita.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 250 orang terluka sejak Jumat (5/8/2022).
Israel mengatakan beberapa kematian disebabkan oleh tembakan roket yang salah dari Jihad Islam.
Termasuk satu insiden di kamp pengungsi Jebaliya di Gaza utara di mana enam warga Palestina tewas pada Sabtu (6/8/2022).
Baca juga: Jet Tempur dan Pasukan Israel Gempur Pos Militer Hamas di Jalur Gaza
Pada Minggu (7/8/2022), sebuah proyektil menghantam sebuah rumah di daerah yang sama di Jebaliya, menewaskan dua orang.
Palestina menganggap Israel bertanggung jawab, sementara Israel mengatakan sedang menyelidiki apakah daerah itu terkena roket yang salah.