Penyakit Mulut dan Kuku
Di Tengah Wabah PMK, Masyarakat Diminta Tak Ragu Konsumsi Daging: Tidak Menular pada Manusia
masyarakat tetap mengkonsumsi produk hewan ternak, baik dalam bentuk segar ataupun olahan, seperti biasanya.
masyarakat tetap mengkonsumsi produk hewan ternak, baik dalam bentuk segar ataupun olahan, seperti biasanya.
SERAMBINEWS.COM - Kekhawatiran masyarakat makan daging karena adanya penyakit mulut dna kuku belum reda.
Di satu sisi, warga tetap was-was untuk mencegah bahaya ini.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah mewabah pada hewan ternak Indonesia tidak akan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia.
PMK bukan zoonosis karena penyakit ini tak menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
"PMK itu bukan penyakit zoonosis. Jadi tidak menular kepada manusia. Manusia bukan inangnya. PMK hanya menyerang hewan berkuku genap. Kita (manusia) berkuku ganjil," kata Pejabat Otoritas Veteriner Kota Bandung, Jawa Barat, Elise Wieke dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Rabu(10/8/2022).
Elise berharap masyarakat tetap mengkonsumsi produk hewan ternak, baik dalam bentuk segar ataupun olahan, seperti biasanya.
Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Terdeteksi di 2.030 Kecamatan, 233 Kabupaten di 20 Provinsi
Baca juga: Tangani Ternak Sakit, Bireuen Terima 2.000 Vaksin Cegah Penyakit Mulut dan Kuku
"Untuk masyarakat, tetaplah mengonsumsi hewan yang rentan PMK. Tanpa harus takut dan ragu. Yang penting pengolahannya benar: dimasak sampai dengan matang," kata Elise.
Ia menjelaskan tidak ada perbedaan fisik produk segar dari hewan terpapar PMK dengan yang tidak terpapar.
"Secara fisik tidak terlihat perbedaannya. Karena memang yang diserang PMK itu kan daerah mulut dan kuku," katanya.
Kendati produk segar hewan terpapar PMK aman dikonsumsi, ia meminta masyarakat untuk mengolahnya dengan cara tepat. Hal ini bukan karena potensi virus menginfeksi manusia, tetapi guna memotong rantai penyebaran melalui manusia sebagai carrier.
"Misalkan daging itu minimal 30 menit direbus dulu, sebelum diolah. Harapannya virus sudah mati. Atau didiamkan di pendingin selama 24 jam, harapannya virus-virus sudah mati (di situ)," katanya.
Sementara itu Wakakordalops Satgas Penanganan PMK Brigjen Pol Ary Laksmana Widjaja menambahkan, untuk produk olahan dari hewan ternak di zona merah tetap aman dikonsumsi masyarakat. Zona merah adalah 70 persen wilayah sudah terdapat wabah PMK yang menjangkiti ternak.
"Untuk semua produk olahan dari zona merah sebenarnya bisa dibawa ke zona merah, zona kuning, dan zona hijau. Kenapa? Karena namanya produk olahan tentu sudah melalui berbagai proses agar memenuhi syarat kesehatan dan sebagainya, termasuk juga untuk (bebas penyakit) PMK," katanya.
Untuk mengendalikan PMK, Kementerian Pertanian (Kementan) antara lain menerapkan karantina ketat bagi distribusi hewan ternak dengan mewajibkan peternak mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Sedangkan bagi produk daging yang diimpor, harus memiliki surat rekomendasi bebas PMK dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan.(Willy Widianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Masyarakat Diminta Tak Ragu Konsumsi Daging, PMK Tidak Menular pada Manusia,