Internasional
Ratusan Tentara Rusia di Ukraina Minta Pulang, Komandan Lapangan Menolak dan Menahan Mereka
Ratusan tentara Rusia yang berperang di Ukraina mulai minta pulang kembali ke rumah.
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Ratusan tentara Rusia yang berperang di Ukraina mulai minta pulang kembali ke rumah.
Hal itu seperti dilaporkan oleh Alexandra Garmazhapova, Kepala Yayasan Free Buryatia.
Dia mengatakan tentara dan kerabat mengeluhkan komandan merobek pemberitahuan penghentian dan mengancam dengan penuntutan.
Hingga akhir Juli 2022, yayasan tersebut mengatakan telah menerima ratusan permintaan dari tentara yang ingin mengakhiri kontrak mereka.
“Saya menerima pesan setiap hari,” kata Garmazhapova, seperti dilansir AP, Kamis (11/8/2022).
Pada pertengahan Juli, Yayasan Free Buryatia melaporkan sekitar 150 pria memutuskan kontrak dengan Kementerian Pertahanan dan kembali dari Ukraina ke Buryatia.
Baca juga: Steven Seagal Muncul di Ukraina Sebagai Juru Bicara Rusia, Menentang Roket Mobilitas Tinggi Ukraina
Sebuah wilayah di Siberia timur yang berbatasan dengan Mongolia.
Beberapa prajurit menghadapi dampak.
Alexei Tabalov, pengacara bantuan hukum Rusia mengatakan sekitar 80 tentara yang akan membatalkan kontrak ditahan di kota Bryanka, Luhansk, Ukraina timur, menurut kerabat mereka.
Pekan lalu, dia mengatakan pusat penahanan Bryanka ditutup karena perhatian media.
Tetapi orang tua dari salah satu tentara yang ditahan beberapa masih ditahan di tempat lain di wilayah tersebut.
Tabalov mengatakan seorang prajurit dapat mengakhiri kontraknya karena alasan yang kuat, biasanya tidak sulit , meskipun keputusan biasanya terserah komandannya.
Baca juga: Warga Dnipropetrovsk Lihat Malam Mengerikan, 13 Orang Tewas Terkena Rudal Rusia
“Dalam kondisi permusuhan, tidak seorang komandan pun akan menyetujui hal seperti itu, karena di mana mereka akan menemukan orang untuk bertarung?” ujarnya.
Tabalov mengatakan beberapa tentara mengeluh mereka tertipu tentang ke mana mereka pergi dan tidak berharap untuk berakhir di zona perang.
Sementara yang lain mulai kelelahan karena pertempuran di Ukraina tidak kunjung berakhir.