Luar Negeri

WHO Minta Publik Bantu Cari Nama Baru untuk Ganti Virus Cacar Monyet, Ada Usul?

Badan kesehatan PBB selama berminggu-minggu menyuarakan keprihatinan tentang nama penyakit itu, setelah menyebar dengan cepat secara global

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus 

SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang ingin mengganti nama cacar monyet, meminta bantuan publik untuk memberikan sebutan baru yang tidak terlalu menstigmatisasi penyakit tengah kembali mewabah ini.

Badan kesehatan PBB selama berminggu-minggu menyuarakan keprihatinan tentang nama penyakit itu, setelah menyebar dengan cepat secara global sejak pada Mei.

Para ahli memperingatkan bahwa nama tersebut dapat menstigmatisasi primata yang memainkan sedikit peran dalam penyebarannya dan ke benua Afrika yang sering dikaitkan dengan hewan tersebut.

Baru-baru ini di Brasil, misalnya, telah dilaporkan kasus orang menyerang monyet karena takut akan penyakit ini.

"Penamaan cacar monyet pada manusia dilakukan sebelum praktik terbaik dilakukan saat ini terkait penamaan penyakit," kata juru bicara WHO Fadela Chaib kepada wartawan di Jenewa sebagaimana dilansir AFP pada Selasa (16/8/2022).

"Kami benar-benar ingin menemukan nama yang tidak menstigmatisasi," tambahnya, mengatakan konsultasi sekarang terbuka untuk semua orang melalui situs web khusus berikut ini: https://icd.who.int/dev11.

Virus cacar monyet atau monkeypox awalnya mendapat penamaan berdasarkan identifikasi kasus pertama yang ditemukan pada monyet, yang dipelihara untuk penelitian di Denmark, pada 1958.

Tetapi, penyakit ini sebenarnya juga ditemukan pada sejumlah hewan, dan paling sering justru pada hewan pengerat.

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Penyebaran di antara manusia sejak itu terutama terbatas pada negara-negara Afrika Barat dan Tengah, tertentu di mana penyakit ini endemik.

 
Namun pada Mei, kasus penyakit yang menyebabkan demam, nyeri otot dan lesi kulit seperti bisul besar ini, mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, kebanyakan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.

Di seluruh dunia, lebih dari 31.000 kasus telah dikonfirmasi sejak awal tahun ini, dan 12 orang telah meninggal, menurut WHO.

Badan kesehatan PBB itu pun telah menetapkan wabah itu sebagai darurat kesehatan global.

Virus cacar monyet dapat melompat dari hewan ke manusia, tapi para ahli WHO bersikeras bahwa penyebaran global baru-baru ini disebabkan oleh penularan kontak dekat antara manusia.

WHO mengumumkan pekan lalu bahwa ada sekelompok ahli telah menyepakati nama baru untuk varian virus cacar monyet, atau clades.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved