Berita Malaysia

Cara Relawan SUBA Bantu Warga Aceh di Malaysia, ‘Seudeukah Ureung Saket, Seudeukah Ureung Saket’

Solidaritas Ummah Bansigom Aceh (SUBA) selama ini memiliki peran besar dalam membantu warga Aceh di Malaysia

Editor: bakri

Orang-orang yang sedang menikmati kopi di meja-meja yang didatangi Tgk Marwan ini pun kebanyakan adalah warga Aceh, sehingga mereka sudah sangat maklum dengan kegiatan Tgk Marwan.

Hanya ada satu atau dua orang saja yang bertanya, siapa yang sakit? “Na saudara geutanyoe yang saket, ka 20 uroe saket dan saat nyoe na di Aceh Meutuwah (warung nasi milik warga keturunan Aceh di kawasan Chowkit),” jawab Tgk Marwan kepada Serambi.

“Saket darah kuto ngen asam urat, na padum-padum macam ka, jinoe gaknyan hana jeut bergerak le,” ungkapnya lagi.

Tgk Marwan mengatakan, aktivitas seperti ini telah dilakukannya semenjak menjadi relawan SUBA beberapa tahun lalu.

“Nyoe uroe nyoe mantong na lhee droe nyang katroh laporan ureung saket,” kata Tgk Marwan.

Menurutnya, setiap minggu paling kurang dia menerima pengaduan dua sampai tiga orang sakit yang membutuhkan bantuan sumbangan untuk berobat.

“Nyan yang saket mantong, hana asi yang meuninggai,” ujarnya.

Setelah merasa agak cukup, Tgk Marwan bersama Abu Saba dan beberapa relawan lainnya, bersama-sama menghitung jumlah sumbangan yang diperolehnya.

Total, di lokasi itu (sekira 30 meja di depan dan dalam kedai kopi), Tgk Marwan mengumpulkan RM 475 (sekira Rp 1,5 juta).

“Alhamdulillah terkumpul RM 475 dari RM 1.000 (Rp 3,3 juta) yang dibutuhkan untuk deposit membawa orang sakit ke hospital,” ujar seorang relawan yang ikut menghitung jumlah sumbangan itu.

“RM 1.000 itu hanya untuk deposit, biasanya kebutuhannya total sekira RM 5.000 (sekira Rp 16,5 juta).

Itu jika semuanya berjalan normal, jika harus dibawa pulang ke Aceh, maka tentu perlu uang tambahan,” timpal Tgk Marwan Muhammad.

Karena sumbangan yang dikumpulkan belum cukup untuk deposit rumah sakit, Tgk Marwan kembali berjalan menyusuri lorong-lorong pusat perniagaan yang didominasi pedagang asal Aceh di kawasan Chowkit.

Jafar Insya Reubee, kontributor Serambi di Kuala Lumpur mengatakan, aktivitas Tgk Marwan ini berlangsung rutin hampir setiap hari, minimal 3 kali dalam seminggu.

“Makanya orang-orang tidak lagi merasa asing dengan Tgk Marwan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved