Teknogi Komunikasi
Prodi KPI Dorong Akademisi Sigap Lihat Fenomena Komunikasi dan Teknologi
Menurutnya, jika akademisi tidak sigap dalam melakukan kajian khususnya dampak dari teknologi komunikasi, ini maka akan mengikis identitas budaya Aceh
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama Radio Assalam dan Ar-Raniry-TV mengadakan seminar internasional di ruang Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Kamis (18/8/2022).
Kegiatan tersebut mengusung tema 'International Seminar Digital Broadcasting and Cultural Resilience'
Wakil Dekan III FDK Dr T Lembong Misbah, mengatakan, seminar internasional tersebut sangat bermanfaat bagi insan akademisi khususnya bidang ilmu komunikasi dalam melihat berbagai fenomena atas kehadiran teknologi digital Komunikasi.
• Rektor Universitas Samudra Buka Mubes IKA Fakultas Teknik dan Keunduri Raya, Ini Harapannya
Menurutnya, jika akademisi tidak sigap dalam melakukan kajian khususnya dampak dari teknologi komunikasi, ini maka akan mengikis identitas budaya Aceh yang tidak terpisah dari syariat Islam.
"Oleh karena itu membangun ketahanan budaya satu langkah yang wajib dilakukan agar kekayaan budaya kita tetap terjaga dan tidak muncul budaya-budaya baru yang justru bertentangan dengan ajaran Islam," kata Lembong, Sabtu (20/8/2022).
Lanjut dia, dalam seminar tersebut menghadirkan pemateri Muhammad Zaki Bin Abdul Rahim dari Bebas News Malaysia, Indah Rastika Sari M Lit alumni Nanjing University, China, dan dua orang dosen internal Prodi KPI yaitu Dr Ade Irma BH Sc MA dan Dr Salman Yoga MA.
• VIDEO Mahasiswa UIN Ar-Raniry Kibarkan Merah Putih di Tebing Lampuuk Aceh Besar
"Seminar kali ini diikuti peserta sebanyak 200 orang secara daring dan juga secara luring," imbuhnya.
Sementara itu, pemateri Zaki Rahim dari Malaysia menjelaskan, bahwa perkembangan teknologi digital yang semakin maju, memberikan dampak besar kepada radio dan televisi.
"Digitalisasi penyiaran memberikan penampilan visual dan pola audio yang lebih jelas, berkualitas tinggi dan lebih menjamin," kata Zaki.
Hal serupa juga dikatakan oleh Dosen KPI Ade Irma. Ia mengatakan, saat ini China bahkan sudah mengembangkan peluncuran digital sejak tahun 2005-2015.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat konten televisi dan radio di era digital.
Pertama kata dia, konten yang disajikan sejalan dengan fungsi radio dan televisi, konten televisi dan radio dapat di dengar dan dilihat di banyak kanal, seperti Instagram, Facebook, YouTube dan lainnya.
"Kontennya di desain semenarik mungkin. Isi konten merupakan pesan yang dibutuhkan oleh audiens. Memberikan konten yang kreatif, unik, dan menarik. Serta memiliki time manajemen," ungkap Ade.(*)
• Polisi Amankan Pemuda Wih Pesam, Diduga Menyalahgunakan Narkoba
• BPBD Aceh Besar Sosialisasi dan Simulasi Kebencanaan untuk Mahasiswa
• Setelah Cerai, Nathalie Holscher Didoakan Berjodoh dengan Anak Haji Faisal, Ini Kata Frans